Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan Kodok Rawa

2 Februari 2025   15:39 Diperbarui: 2 Februari 2025   15:39 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu kan kodok rawa anak si Burhan."

"Iya... yang ibunya melawan petuah leluhur. Itulah hasilnya tidak mau mengikuti ajaran nenek moyang, kena kutukan dia sekarang."

"Dasar perempuan tolol, dilamar baik-baik oleh Mandor Sinyo malah meninggalkan rumah dan memilih lelaki kere dan penyakitan..."

Suara-suara itu menekan batin Sumi dan mengalirkan anak sungai di wajahnya. Batin dan tubuhnya sudah lelah benar. Dia menutup kelopak matanya, berharap menemukan keajaiban di tempat yang bernama Puskesmas. Seorang perempuan berjas putih keluar dari ruangan. Dia terbelalak kaget melihat Sumi dan anaknya di bangku panjang. Ruang tunggu itu telah kosong melompong.

"Ibu menunggu siapa?"

"Anak saya sakit Dok...."

Dokter itu menyentuh dahi Ateng, terasa panas membara.

"Perawat, mengapa pasien ini tidak dilayani?" teriak sang dokter ke perawat yang berada di loket karcis.

"Dia tidak membawa dokumen yang diminta."

"Pasien gawat seperti ini adalah prioritas, sungguh kamu tega mempersulit orang yang sedang susah."

"Tapi Dok... aturannya kan..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun