Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan Kodok Rawa

2 Februari 2025   15:39 Diperbarui: 2 Februari 2025   15:39 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mak ada kabar baik untukmu," Mak menyambut kedatangan Sumi di pintu rumah. Wajah Mak yang galak memancarkan aura bahagia.

"Ada apa Mak? Cerah benar wajah Mak hari ini," Sumi bertanya polos. Gadis putus sekolah itu baru pulang dari sawah menyiangi gulma. Sejak Bapak meninggal, Sumi bertanggung jawab mengurus sawah. Semua ternak sapi peninggalan Bapak telah dijual murah untuk membayar utang pembeli obat saat Bapak menderita sakit berkepanjangan. Rumah yang mereka huni terlihat lembab dan kurang terpapar matahari semakin menyuburkan penyakit paru-paru yang di derita Bapak.

"Tadi siang Mandor Sinyo berkunjung kemari. Dia ingin segera melamarmu menjadi istrinya."

Sumi bergidik ngeri membayangkan wajah keriput Mandor Sinyo, lelaki berambut warna abu-abu yang suka bermain mata pada perempuan yang dilihatnya.

"Aku tidak cinta dia Mak."

"Cinta bakal tumbuh sendiri, yang penting kamu dapat dulu uangnya. Cinta pasti datang saat hidupmu sudah sejahtera. Mandor Sinyo menahu benar membahagiakan perempuan," Mak terpekik senang membuka amplop coklat yang berada di tangannya. Matanya berkilat dan tertawa gembira tatkala melihat segepok uang merah bercampur biru.

"Kunjungan pertama saja sudah seperti ini, apalagi jika Mandor Sinyo menjadi mantuku."

"Mak saja yang menikah dengan Mandor Sinyo. Sumi tidak mau menikah dengan lelaki yang pantas menjadi Kakekku."

"Hus...sembarangan. Mandor Sinyo suka perawan yang ranum seperti kamu."

"Aku tidak mau menikah Mak, aku mau sekolah."

"Kamu kawin dulu sama Mandor Sinyo, setelah itu dia pasti mengabulkan semua keinginanmu. Aku dengar Erna dibelikan rumah yang sangat besar oleh Mandor Sinyo. Kamu lebih cantik daripada Erna, masa kamu kalah sama dia. Kamu itu kurang perawatan saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun