Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan Kodok Rawa

2 Februari 2025   15:39 Diperbarui: 2 Februari 2025   15:39 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumi memandang penuh kesedihan tangannya yang terbakar matahari. Dia tidak punya uang untuk membeli skincare seperti Erna. Hidupnya terlalu sibuk mencari makan untuk menyambung kehidupan keluarga. Hati Sumi  telah terpikat dengan Burhan, lelaki pendiam yang bekerja di sawah tetangganya. Sumi selalu merasa nyaman berbincang dengan lelaki itu yang mempunyai wawasan luas.

"Mak telah menjodohkanku dengan Mandor Sinyo," Sumi mengadukan gundah gulananya pada Burhan, lelaki yang menjadi tempatnya curhat.

"Kamu menikah saja dengan lelaki itu," Burhan menjawab pendek. Mereka berdua duduk di dangau yang menghadap ke hamparan padi menguning. Terlihat gerombolan burung pemakan padi meghampiri tanaman itu.

"Aku hanya mau denganmu Burhan," Sumi berbisik lirih dan menaruh kepalanya di lengan Burhan. Lelaki itu memandangnya tajam dan menghela nafasnya yang terasa berat.

*

Beberapa hari kemudian, saat makan malam, Mak mengabarkan berita yang membuat Sumi semakin terpojok ketakutan.

"Mak telah menerima lamaran Mandor Sinyo. Besok sore Mandor Sinyo akan datang dan memboyongmu ke rumahnya."

"Berani sekali Mak menerima lamaran Mandor Sinyo tanpa memberitahukannya padaku."

"Kamu keberatan? Aku hanya ingin sesuatu yang terbaik untuk anakku."

"Tapi tidak begini caranya Mak. Aku tidak mau menikah dengan Mandor Sinyo."

"Terserah kamu, kalau keberatan menikah dengan lelaki pilihan Mak, silahkan pergi dari rumah ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun