"Sungguh biadab ulah Mang Koplak," Aditya menggeram sangat marah melihat perlakuan Mang Koplak terhadap ibu dan adik kesayangannya.
"Sekarang bagaimana kondisi rumah ini Kak? Sudah amankah dari Mang Koplak dan sekutunya?" Sinta bertanya cemas.
"Aku mengirim ke kantor polisi semua centeng dan orang-orang Mang Koplak yang bekerja di sini. Kini orang-orang  kita yang lama sudah kembali ke tempatnya bekerja seperti semula. Iya kan Bu?" Aditya mengelus mesra tangan Nyai Kembang.
"Alhamdulillah, aku bersyukur mendengarnya. Selamat datang kembali ke rumah Kak Aditya dan...," Sinta menunjuk ke perempuan bule di samping kakaknya.
"Ini istriku, Vivienne dan itu ole-ole bernyawa, dua bocil dari negeri kincir angin" Aditya memanggil Lenka dan Pleva yang berkejaran di halaman. Bocah berumur dua belas tahun itu berlari mendekati Aditya diikuti oleh Cello.
"She is your aunty (dia adalah tantemu)," Aditya memperkenalkan Sinta pada si kembar. Lenka dan Pleva menyalami Sinta.
"Well, Ibu... tampaknya kita perlu menyiapkan makan siang istimewa hari ini menyambut kedatangan Sinta dan Ardi."
Nyai Kembang mengangguk sambil tersenyum lebar. Aditya segera memanggil Siti dan Mbok Sumi untuk menyiapkan hidangan.
"Mbok Sumi akan masak lodeh daun so kesukaanmu dan Vivienne akan membuat olemette yang enak untukmu," Aditya merangkul bahu istrinya.
"Wow... tampaknya hari ini akan sangat menyenangkan, Kak..." Sinta tertawa gembira memeluk Aditya.
"Welcome home Sinta (selamat datang ke rumah kita, Sinta)," mereka saling berpelukan dan merayakan kebebasan dari belenggu kejahatan Mang Koplak (srn).