"Aduh surat apalagi sih" gerutuku dalam hati
Ibuku masuk dan diskusi dengan kepala sekolah. Di Jakarta untuk sebutan kepala sekolah dalam pelajaran bahsa inggris itu kan Headmaster kan? Eh ternyata tau nggak, dalam kehidupan di luar sebutan itu terlalu saklek jadi sebutan yang lazim untuk kepala sekolah adalah principal. Nah hal -- hal sepele kayak gini juga jadi agak bermasalah lho.
Ternyata surat yang dimaksud adalah surat pernyataan bahwa sekolah akan membantu anak dalam pendidikan tapi tidak menjamin kelulusan karena aku kan belum pernah sekolah di International School ya jadi mereka sudah under estimate sama kemampuanku.
OK deal. Ibuku menandatangani surat tersebut karena ibuku tahu betul kemapuanku.
"Alhamdulillah"
Ibuku langsung membayar sebagian uang sekolah untuk menjamin bahwa aku nanti bisa masuk ke sekolah itu. Duh senengnya. Jam 6 sore semua baru kelar sampai semua staff sudah pada pulang.
Esok paginya kembali ke jakarta flight jam 12 siang. Dan mulai menyiapkan mental untuk pindah ke Phnom Penh bulan depan. Sungguh ini pengalaman hidup yang tak terlupakan.
"Terima kasih Tuhan atas segala nikmat yang Engkau hadiahkan pada kami"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H