Mohon tunggu...
solekhah  Lekhah
solekhah Lekhah Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis amatir

Penulis pemula yang ingin menuangkan imajinasi nya, merasa perlu belajar dan belajar lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sepucuk Surat untuk Ayah dan Ibu

9 September 2020   08:10 Diperbarui: 10 September 2020   15:34 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari gerabang berlawanan mataku menelusup pemuda seusia ku, yang mana tengah mengenakan motor Satria Fu keluaran terbaru bila sekali lirik dua gadis langsung terlampaui. Kami yang datang dengan Omprengan bisa apa jika harus bersaing dengan motor mahal. Pikirku dalam hati.

Kebiasaan pagi hari jadwal piket ku sebagai ketua kelas mengambil absensi di bagian Konseling, di pojok gudang sekolah terlihat salah satu siswa yang ku kenal Si Aris pemuda pemilik motor baru itu, tengah berusaha mengambil barang dari tas miliknya. 

Satu bungkus sabu-sabu dan beberapa ganja yang sudah kering berhasil di buat lintingan rokok dan menghisapnya begitu api yang dirinya nyalakan membakar ujung lintingan itu. Mata nya terpejam menikmati hembusan asap yang masuk kedalam kerongkongan nya.

"Aris...Sadar Woiiiii!!" ujar ku dari belakang. Aris tersenyum kesadaran perlahan mengikis pelan.

"Rokok Mau!" Ujarnya melantur.

"Ar bangun, Stop Yok Ke BK" aku mengajaknya dengan marah dia mendorong ku. Rasanya tak enak jika harus berkelahi hanya karena masalah sepele.

"Jangan Ngatur deh. Sapa Kau, Hidup Kau hidup Kau. Hidup Ku hidup Ku. Enyah lah!" Teriak nya.

"Aku akan melapor ke BK. Jika kau tak membuang barang Haram itu" ancam ku. Dia hanya tersenyum hambar. Nyatanya efek obat itu sudah mengancam psikisnya. Tubuh jakun itu limbung kesadaran nya sudah hilang, aku yang panik memilih membakar dan menutupi sisa Barang Haram itu. Agar tak menyisahkan bekas. keberuntungan masih berpihak padaku salah satu petugas PMR datang dan membantu Ku memapahnya ke dalam UKS.

"Sudah sadar Heh!" Ujar ku begitu tanda tanda Aris sadar sudah terlihat.

"Dimana? Kenapa di UKS" jawabnya.
"Kau tadi habis meng ganja! Stop lah Ar, gak ada Gunanya" ujar ku. Dia hanya tertawa.

"Kau tak Tahu Aku, Kau siswa paling Pintar di sekolah ini. Bukan hanya pacar Ku saja yang berpindah hati, orang tua ku selalu membandingkan dirimu dengan diriku. Sebenarnya anak siapa aku hah! Kau beruntung sekali Rifad!" Ucapnya menepuk bahu ku keras. Dia tersenyum seperti orang habis kesadaran nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun