Mohon tunggu...
solekhah  Lekhah
solekhah Lekhah Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis amatir

Penulis pemula yang ingin menuangkan imajinasi nya, merasa perlu belajar dan belajar lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sepucuk Surat untuk Ayah dan Ibu

9 September 2020   08:10 Diperbarui: 10 September 2020   15:34 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dari Broken home mengajarkan Aku, apa artinya Menerima tanpa Harus Menuntut. Dan menjadikan takdir untuk semangat masa depan Ku"

RIFAD ACHMAD

***

Kudengar kasus perceraian sangat marak belakangan ini, kadang kalanya mereka saling berebut ingin mendapatkan hak asuh sang anak dengan Dalil mereka akan hidup enak dengan sang Ibu karena ikatan hati sang Ibu lebih kuat dari Ayah, belum lagi jika sang ayah yang mendapat kan hak asuh hanya spekulasi yang merebak mengecap sang ayah perebut kebahagian sang anak. Ku baca berulang-ulang berita yang ku baca melalui beberapa surat kabar di ponsel pintar Ku, otak umur 17 tahun ku mencerna bait demi bait bacaan itu yang mungkin aku sendiri mengalaminya.

Aku lahir begitu kedua orang tua ku masih berkabut nya begitu anak pertama mereka meninggal Lantara keguguran, disusul aku yang 8 bulan muncul di rahim Ibu, kata Nenek Uminah Pihak Ayah. Ayah ku memang seorang yang tangguh dia pendiam dan berkemauan keras. 

Sedangkan ibuku salah seorang perempuan yang cantik, pemalu dan lembut hatinya. Ketika aku lahir dan genap di usia ku yang menginjak tiga tahun, perceraian itu sudah tak terelakan. 

Kisah cinta Ibu dan pacarnya di masa lampau membuat mereka menjalin hubungan kembali, Ayah marah mendengar Ucapan Ibu yang  sudah tak sanggup melanjutkan rumah tangga mereka, berdiskusi dengan sang Istri mantan kekasih Ibu. mereka memang sudah menjalin kedekatan lama. Ayah memutuskan bercerai sesuai kemauan sang Ibu, dan tinggallah aku bersama Ibu.

Pernah sekali Aku datang dan tinggal bersama Ayah, hidup ku bahagia ada Tante Lea yang selalu membimbing ku, mengajari ku menulis dan banyak Hal.  

Namun bertepatan idul Fitri Ibu datang dengan menangis' menghampiri Rumah Ayah dan kala itu Usiaku sudah tujuh tahun, ayah memilih melepaskan aku lantaran tak tega pada Ibu yang sudah menunggu dengan tangis aku kembali tinggal bersama Ibu.

Sudah genap usia ku untuk menganyam pendidikan, begitupula Ibu Ku beliau sudah memiliki anak yang mana hasil pernikahan dengan suami barunya. 

Aku tinggal bersama Nenek Ku dari Ibu, beberapa bulan Nenek dari Ayah datang memberi keperluan ku hal itu dilakukannya secara berulang-ulang. Ayah tak pernah datang ke rumah merasa malu telah gagal membina rumah tangganya, sesekali saat pulang SD beliau menjemput ku dan mengajak ku berkeliling.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun