Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Menyibak Realita di Balik Lensa Kamera TV

14 Desember 2024   07:51 Diperbarui: 14 Desember 2024   07:51 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen  |  Menyibak Realita di Balik Lensa Kamera TV

DikToko
(Soetiyastoko)

Langit sore itu oranye cerah. Satrio duduk di sofa reyotnya, menonton siaran berita di TV tabung tua yang diselamatkan dari gudang kantor.

Wajahnya kaku saat pembawa berita mengabarkan duka: tiga jurnalis televisi meninggal di tempat setelah mobil mereka dihantam truk di pinggir jalan tol.

"Innalillahi...," gumam Satrio. Tapi rasa belasungkawa itu tak bertahan lama. Dia terpaku pada fakta mencengangkan yang muncul sesudahnya. Jenazah ketiga jurnalis itu dibawa ke tempat tinggal masing-masing. Bukan rumahnya, ternyata. Dua tinggal di kamar kontrakan kecil dan yang lain masih numpang di rumah mertua ---setelah belasan tahun bekerja sebagai jurnalis televisi.

Satrio menggeleng tak percaya. "Gila! Itu kerja keras bertahun-tahun cuma buat ngontrak? Apa bedanya gue sama mereka?" pikirnya.

***

Malam itu, Satrio mulai mengevaluasi hidupnya. Dia teringat bagaimana selama 12 tahun menjadi kameramen, gajinya nyaris stagnan di angka UMR.

Berkali-kali dia meminta kenaikan gaji, tapi selalu dijawab dengan senyum menohok manajer, "Kita semua susah, Sat."

Di kesempatan lain  boss HRD, menjawab, "TAKE IT OR LEAVE IT, masih ngantri yang ngelamar jadi kameramen !"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun