Satrio mulai menghitung.
"Kalau mau Rp12 juta bersih, sehari harus dapat Rp600 ribu, dalam 20 hari kerja" ujarnya sambil menulis di buku catatan lusuhnya.
"Kalau untung jual barang cuma Rp10 ribu, harus jual 60 unit sehari. Tapi apa yang bisa laku sebanyak itu?" pikirnya.
Pikirannya melompat. Bagaimana kalau jual barang dengan margin lebih besar? Kalau untung per unit Rp100 ribu, cukup jual 6 unit sehari. "Motor bekas! Kalau satu motor untungnya Rp1 juta, cukup jual satu unit aja sehari!"
Tiba-tiba, ide itu terasa masuk akal. Dia tersenyum kecut, membayangkan dirinya menawarkan motor di marketplace. Ternyata, ide sederhana itu terasa lebih menjanjikan daripada bertahan menjadi kameramen televisi tanpa masa depan.
***
Kesimpulan di Balik Duka
Kematian rekan-rekan seprofesinya menjadi tamparan keras bagi Satrio.
"Jadi kameramen itu kayak kuda delman, Narik beban berat tapi cuma bisa buat makan alakadarnya. Bedanya, gue gak punya kandang."
Namun, malam itu juga, Satrio memutuskan untuk mulai berubah.
"Cukup sudah hidup kayak begini," tekadnya.