Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Rinjani: Cahaya yang Kembali di Tlogosari

20 November 2024   07:19 Diperbarui: 20 November 2024   07:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ruang ICU rumah sakit swasta Semarang, Rinjani terbaring dengan alat bantu pernapasan. Dokter sudah hampir menyerah.

"Kondisinya sangat kritis. Jika ada yang ingin diucapkan, sekaranglah waktunya," ujar dokter Seno pada Rahadian.

Rahadian hanya mampu berbisik di telinga istrinya. "Rin, anak-anak kita sedang pulang. Bertahanlah. Demi aku, demi mereka."

Di tengah ketidaksadarannya, Rinjani merasa dirinya melayang. Ia melihat Rahadian menangis, dokter yang sibuk, dan tubuhnya sendiri yang tampak rapuh. Namun tiba-tiba, ia terhisap ke dalam ruang penuh cahaya hangat dan damai.

"Belum waktunya, ..." suara lembut terdengar. "Anak-anakmu datang membawa doa dan cinta. Kembalilah, tugasmu belum selesai."

***

Pertemuan Penuh Haru

Saat Janira dan Jinari tiba di rumah sakit, keajaiban terjadi. Rinjani membuka matanya. Napasnya masih lemah, tetapi senyumnya mulai merekah. "Janira... Jinari... Kalian pulang?"

Tangis bahagia pecah di ruangan itu. Rahadian memeluk kedua putrinya erat.

"Ibu, kami ada di sini. Kami bawa cinta dan doa untuk kesembuhan Ibu," ucap Jinari sambil menggenggam tangan ibunya.

Sejak saat itu, kondisi Rinjani perlahan membaik. Dalam hitungan bulan, kanker yang selama ini menggerogoti tubuhnya mulai menyusut. Lima bulan kemudian, ia dinyatakan sembuh total.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun