"Hei, jangan merayu yaa !"
"Jangan cari kesempatan dalam kesempitan, woi !"
"Punya gua, jangan ditikung, hei !"
Macam-macam kalimat teriakan itu dan bercampur tawa. Tapi itulah yang paling terdengar oleh Wadiarini Anya, mungkin saat itu wajahnya memerah.
Marsudi Jaya, menghentikan kalimatnya sejenak, seraya membungkuk ke arah Wadiarini Anya. Lalu melanjutkan, ...
"... apa ada yang salah ucapan saya ? Bukankah nona kita ini memang memikat yang memandang, ..." , suara nge-bas itu, kali ini mendapat teriakan semakin kencang ditambah suitan.
"... ibu kita ini, mengusulkan untuk membuat program kegiatan bersama. Lintas unit kegiatan, yang dilakukan periodik 4 bulan sekali atau 6 bulan sekali, ...."
Mereka kali ini menyimak dengan baik. Serius.
"Dalam waktu dekat, kami tawarkan sebuah forum diskusi, menghadirkan beberapa tokoh nasional. Mereka akan kita minta, bicara dengan tema, ...."
Marsudi Jaya diam sejenak, matanya beredar keseluruh audience. Suara khas penyiar RRI kembali terdengar, ...
"Bagaimana langkah dan cara-cara yang bisa ditempuh, untuk mengkonversi kegiatan setiap unit menjadi sumber pendapatan, .... minimal untuk menambah kas unit, ..."
Kalimat itu disambut dengan teriakan setuju.
Marsudi Jaya, sudah kembali duduk di samping yang tadi disebutnya cantik.