"Ini bisa jadi obyek foto yang luar biasa, ..." gumamnya. Kebiasaan langsung memotret obyek yang dikagumi, tidak dilakukannya
Wadiarini Anya, muncul mengenakan kaos lengan panjang bergaris horisontal hitam-putih. Dengan celana panjang putih.
"Maaf, aku lama, yaa, ..."
"Gak, lama, ... Aku belum selesai mengagumi koleksi benda-benda seni, ... Bahkan ukiran di kursi ini, luar biasa indah detilnya, .... Sementara aroma bunga sedap malam di vas keramik itu, membuat suasana yang tak biasa ...", ucap  lancar Marsudi Jaya. Nadanya persis penyiar, kali ini mirip penyiar TVRI.
"Aah, bisa-bisanya kamu, mentang-mentang orang pers, ..." saut gadis berkaos itu.
"Sungguh, aku tidak memuji, nyata yang kulihat ini. Setara dengan penampilan yang punya ..."
"Emang, kamu sudah ketemu, yang, punya ?"
"Kamu tuan rumahnya, yaa, kamulah yang punya, ..."
"Jadi, aku sama yaa, benda antik, 'gitu ? ... Semua ini milik ibu-bapak-ku, tau ?!"
Sambil mengucapkan kalimat itu, matanya bebas memandangi wajah ketua unit itu. "Lumayan juga, jauh untuk bisa disebut jelek. Aku suka, ...!" , seru batinnya.
Masudi Jaya, tiba-tiba merasa pernah melihat beberapa sudut ruangan ini. "Tapi di mana, yaa"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!