Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perkampungan Mayat

14 Mei 2012   19:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:17 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337024591115732256

Kentut Naga melempar tubuhnya ke atas. Luput dari tendangan lawan. Mengayunkan tendangan ke arah kepala Muka Iblis, masih bisa ditepis dengan sapuan tangan kiri raja durja itu. Langga terbanting ke lantai. Disusul tendangan lanjutan lawannya itu, ditangkisnya dengan ujung kakinya sendiri. Sang Prabu menggeram murka.

Ciat!

Des!

Tendangan beruntun Prabu Muka Iblis masih bisa ditepis pendekar muda tersebut.

Wusssss!

Hembusan Nafas Neraka dilancarkan Muka Iblis setelah pukulan-pukulannya selalu bisa dimentahkan anak muda itu. Langga bisa merasakan kekuatan dari ajian lawan. Ia menahannya dengan Kentut Naga Langit!

Prrrrt!

Muka Iblis terpaksa harus menghirup bau menyengat kentut sang pendekar lewat mulut. Tak urung membuatnya mendadak mual.

Ciaaaaat!

Menahan mual, Muka Iblis arahkan Tangan Penjaga Neraka ke arah kepala pendekar yang tadi diremehkannya. Langga sedikit menunduk, namun masih mengenai rambutnya di bagian atas. Seketika rambutnya menjadi hangus. Sedikit blingsatan, Kentut Naga menyapu kepalanya yang terasa panas. Di luar dugaanya, sisi kepala bagian atas itu harus ia relakan tidak lagi berambut.

"Kurang hajar kau Muka Iblis!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun