Lalu memiliki tanda Surya Sengkala "Sujanmo Mosik Aruming Putro" yang maknanya, Sujanmo: Manusia; Mosik: Rasa ingat, Bergerak, dan Berjuang;
Aruming: Harum bunga; dan Putro: Anak.
Dengan berlambangkan Dewa Ganesha, harapannya, peserta didik SMA Negeri 1 Purbalingga senantiasa menguasai Ilmu pengetahuan demi kepentingan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejarah berdiri
Usaha pendirian SMA Negeri 1 Purbalingga bermula pada tahun 1955. Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Purbalingga mulai merintis jalan untuk berdirinya SMA Negeri 1 Purbalingga. Tetapi, perjuangan yang saat itu sudah berjalan selama dua tahun, belum mendapatkan hasil yang nyata.Â
Hanya berupa surat dari Departemen P dan K Pusat yang memuat syarat berdirinya SMA Negeri.Â
Karenanya, dengan tekad bulat yang kuat, pada tahun 1958 dibentuk Panitia Pembangunan SMA Negeri 1 Purbalingga yang diketuai oleh Mayor Suparno dan Yasirun.
Bentuk usaha dalam bidang edukatif, SMA Negeri 1 Purbalingga Tahun Ajaran 1959/1960 menerima murid dengan jurusan A, B, dan C yang menggunakan gedung SD Negeri No. IV Purbalingga pada waktu sore hari.Â
Tenaga didiknya adalah pengajar sukarela, yang terdiri dari Guru SMA Negeri 2 Purwokerto dan Guru senior SMP Negeri 1 Purbalingga.Â
Pada akhirnya, tepat pada tanggal 1 Agustus 1961, SMA Negeri 1 Purbalingga disetujui penegerianya sebagai filial atau kelas jauh SMA Negeri 2 Purwokerto. Sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas pendirian SMA Negeri 1 Purbalingga, dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 1961 oleh Bupati Purbalingga saat itu, Poejadi.
Setelah resmi berdiri, lahirlah visi dan misi. Visinya, mewujudkan warga Indonesia sejati, kuat bereligi, pembelajar, dan berwawasan global.
Sementara misinya adalah
(1) Melaksanakan upaya optimalisasi potensi melalui pengumpulan, pengolahan, dan analisis data untuk melaksanakan proses dan tindakan yang tepat.