Dari isi artikel tersebut, terkait dengan pendidikan, Dr. Anhar menyebut bahwa
sebagai negeri jajahan yang pernah merasakan penjajahan dari berbagai negara seperti Portugis, Belanda, maupun Jepang, Indonesia dikuasai berbagai sistem penjajahan dan berjuang untuk perubahan besar yaitu mencapai kemerdekaan.
Perubahan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan, namun tidak semua orang yang berpendidikan mau mengubah Indonesia. Maka istilahnya, berubah menjadi orang terdidik dan tercerahkan karena tidak semua orang terdidik mampu membawa dirinya menjadi tercerahkan.
Menurut Dr. Anhar, Republik ini didirikan oleh para pemimpin-pemimpin yang bersedia melampaui diri dan menyimpang dari pola umum.
Â
Mereka adalah Ir. Soekarno dan Drs. H. Moh. Hatta, adalah orang yang berpendidikan dan menyimpang dari pola umum. Mereka adalah seorang insinyur dan ekonom yang sebenarnya bisa bekerja dengan Belanda, namun memilih untuk keluar masuk penjara demi bangsa ini.
Pemimpin-pemimpin terdidik dan tercerahkan seperti mereka sadar bahwa pendidikan yang dimiliki bukan hanya miliknya sendiri dan untuk kepentingan sendiri, namun merupakan milik kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa.
Ir. Soekarno dan Drs. H. Moh. Hatta tahu bahwa salah satu proses kemerdekaan adalah pergerakan nasional, dan yang melahirkan pergerakan nasional adalah orang-orang yang terdidik dan tercerahkan.
Orang-orang terdidik melahirkan kesadaran baru bahwa dengan keterdidikan, kecerdasan dan kecairan nuraini seseorang bisa melakukan tindakan seperti membangun organisasi yang bisa membuat perubahan.
Â
Karenanya, selama perjuangan menuju kemerdekaan para tokoh menumbuhkan kesadaran baru yang diolah dan melahirkan perasaan kebangsaan yaitu sikap nasionalisme. Bahkan sumpah pemuda dilahirkan oleh organisasi-organisasi lokal seperti Jong Java dan Sumatera Bond, kelokalan organisasi tersebut bukan hanya untuk kepentingan lokalnya namun berakhir pada suatu kesatuan yaitu Indonesia.
Ingat, dulu sejarah masa depan nusantara adalah kemerdekaan. Sekarang kemerdekaan, lepas dari penjajahan kolonialisme sudah dicapai. Seharusnya, Â cita-cita kemerdekaan yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, mudah.
Tetapi, faktanya, mencapai masyarakat adil dan makmur, sulit, sebab, para pemimpin Indonesia malah gemar menjadi penjajah baru, untuk kepentingan dirinya, kelompoknya, golongannya, dinastinya, oligarkinya, cukongnya, tidak menjadi manusia TERDIDIK dan TERCERAHKAN.
Seharusnya, tema Hardikanas ke-64 adalah: "Bergerak Bersama Menjadi Manusia Terdidik dan Tercerahkan", ini malah tidak yakin dengan Merdeka Belajar, yang disuruh untuk disemarakkan.
Ayo, para guru, sadarkah kalian, telah menyita waktu anak-anak Indonesia lebih lama di sekolah? Apa yakin anak-anak tambah terdidik dan tercerahkan? Atau malah tambah terbeban?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H