Orang-orang yang kinerjanya buruk, terus mendapat gaji, tunjangan, THR, gaji ke-13 dari uang rakyat, dari uang pajak, yang dibayarkan oleh semua masyarakat. Tidak pernah terdengar ada gaji ASN dan PNS yang dipotong karena kinerja buruk, meskipun tidak lulus tes kenaikan jabatan, atau tidak lulus uji kompetensi sesuai tupoksinya.
Lihatlah, masyarakat yang bekerja di sektor informal dan serabutan, tetapi tetap memiliki kewajiban yang sama membayar pajak, iuran BPJS, dll, sampai sekadar iuran Rukun Tetangga (RT). Dan, uang pajak itu, digunakan untuk menggaji, membayar tunjangan, sampai THR bagi orang-orang yang tidak layak mendapatkannya. Tetapi sebagian besar dari mereka, pun tidak pernah nampak tahu diri dan malu.
Masyarakat pekerja informal dan serabutan pun, tetap harus menjadi penonton bagi drama hedon masyarakat yang terus disajikan dalam tayangan televisi dan pemberitaan media massa, dan media sosial (medsos).
Terus menjadi saksi dari mudahnya para elite di negeri ini, bagi-bagi kursi dan rezeki dari uang rakyat untuk diri dan keluarganya, dinastinya, partainya, oligarkinya.
Bila di negeri ini, gagalnya Piala Dunia U-20 karena penolakan sesuai konstitusi, Pembukaan UUD 1945, mengapa sesuai sila dalam Pancasila, gaji, tunjangan, THR, dan gaji ke-13 tidak pernah dibatalkan untuk yang tidak layak mendapatkannya? Kasihan rakyat yang harus mencari uang dengan susah, tetapi pajaknya untuk membayar rakyat yang kinerjanya tidak sesuai, termasuk untuk menggaji, membayar tunjangan, hingga THR wakil rakyat di parlemen dan pemerintahan yang kinerjanya jauh dari tupoksi.
Di mana ke-5 bunyi Pancasila itu diaplikasikan untuk rakyat Indonesia seutuhnya? Rakyat tetap menerima ketidakadilan, tetap terjajah, dan menderita di negaranya sendiri.
Arti kemenangan
Khususnya bagi umat muslim, betapa berartinya Idul Fitri. Sebagai hari KEMENANGAN, sebagian besar masyarakat tetap bersyukur, sebab kemenangan bagi mereka adalah dalam hal ibadah. Mencari keberkahan dan ampunan dosa, serta menghindarkan diri dari api neraka dengan selalu mencari dan berbuat sesuai hidayah Allah.
Hubungannya dengan Allah. Bukan semata kemenangan duniawi, termasuk mendapat gaji, tunjangan, dan THR.
Arti kemenangan itu sendiri selama ini adalah kembali kepada fitrah, suci. Yaitu ketika manusia bersih dari segala dosanya karena telah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh.Â
Dari berbagai literasi, kemenangan juga dimaksud sebagai:
Pertama, kemenangan spiritual. Menurutnya inilah kemenangan jiwa yang bersih dari syirik, hasud dan dengki, dan kesombongan. Setelah Ramadan berakhir yang membatasi segala fungsi biologis, kesucian spiritual harus tetap dirawat.