Bersyukurlah para ASN dan PNS, sebab negara memberikan apresiasi kepada Anda semua dengan melihat tupoksi. Bukan dari realitas kompetensi. Bahwa cara pembayaran THR tahun ini dengan teknik yang berbeda, itu hanya sekadar taktik dan teknik.
Pertanyaannya, apakah Anda-Anda merasa yakin mendapatkan gaji, tunjangan dll, hingga THR dan gaji ke-13, adalah halal, diperoleh dari cara kerja Anda sesuai Tupoksi? Pasalnya, cara kerja ASN dan PNS, di segala bidang, hingga saat ini masih menjadi keluhan masyarakat, karena tidak sesuai kompetensi dan kinerjanya sesuai tupoksi.Â
THR halal, tidak memandang agama
Hal ini berbeda dengan para pekerja formal swasta. Mereka mendapatkan gaji, tunjangan, dan lainnya hingga promosi jabatan, rata-rata benar-benar karena menjalankan tupoksinya berdasarkan kompetensi kinerjanya secara profesional.
Sehingga, bicara THR dan apresiasi bentuk lain dari perusahaan, yakin sebagai hasil yang halal. Didapatkan dengan cara bekerja dengan benar dan baik. Tidak memakai intrik, taktik nan licik.
Bagaimana dengan masyarakat yang bekerja di bidang informal. Bekerja serabutan? Apakah mendapat THR? Jawabnya, ada yang mendapat, ada yang tidak mendapat. Tergantung dari kemampuan dan kebijakan si pemilik usaha.
Lalu, bagi masyarakat yang tidak bekerja di bidang formal dan informal, apa mendapatkan tunjangan sampai THR? Jawabnya, jangankan THR, gaji pun tidak dapat. Bahkan bekerja pun belum tentu mendapatkan uang untuk di bawa pulang pada hari bersangkutan.
Catatan penting dan utama, masyarakat yang beruntung mendapat THR Idul Fitri, tidak memandang agamanya apa, sebab semua ASN, PNS, Â pekerja formal dan informal yang terakreditasi sebagai karyawan/pekerja, tentu mendapatkan hak THR sesuai petaturan dan UU yang berlaku.Â
Pertanyaannya, di bandingkan dengan yang mendapatkan THR sesuai angkatan kerja dan yang tidak mendapatkan THR di Indonesia, lebih banyak yang mana? Jawabnya, sudah pasti lebih banyak, bahkan berlipat-lipat masyarakat Indonesia yang tidak mendapat gaji, tentu THR pun tidak.
Tontonan getir, hedon, sultan
Jadi, dapat disimpulkan, betapa banyak masyarakat Indonesia yang masih belum menerima keadilan dan kesejahteraan, tetapi harus terus menjadi saksi dan melihat tontonan drama getir di Republik ini.