Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Keterampilan Berbahasa Rakyat Indonesia, di Tengah Wabah Corona

25 Maret 2020   11:01 Diperbarui: 25 Maret 2020   13:22 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: doc.Supartono JW

Mirisnya, di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia berada paling bawah bersama Filipina yang mendapat peringkat terakhir dalam membaca dan skor sebelum terakhir di dua bidang lain. 

Mengapa skor matematika dan sains juga rendah? Sebab ibu dari kedua tes tersebut juga membaca. Kegagalan yang juga selama ini cukup siginifikan adalah dalam hal mendengar/menyimak masyarakat Indonesia. 

Bila di tanya, apakah orang tua di rumah,  guru di sekolah, pemuka agama dll, tidak pernah memberi nasihat, petuah, ceramah pada anak-anak hingga orang dewasa?

Namun, nyatanya tawuran dan berbagai persoalan kerawanan sosial, politik, hingga yang mengarah disintegrasi bangsa  terus terjadi di tengah masyarakat kita. 

Keterampilan berbahasa = proses bayi lahir

Menjadi pertanyaan pula, apakah selama ini para guru di sekolah, dosen di perguruan tinggi, hingga para pelatih semua jenis olahraga, dan masyarakat umum Indonesia mengetahui bahwa pembelajaran keterampilan berbahasa secara hirarki seperti halnya proses bayi lahir dari kandungan ibu? 

Bisa jadi, para guru/dosen yang mengampu bidang studi bahasa Indonesia pun belum pernah membaca atau mendengar tentang analogi berikut ini, yang sudah puluhan tahun saya bagikan kepada murid-murid saya, dulu saat masih menjadi guru.

Saat seorang bayi lahir, prosesnya, begitu bayi ke luar dari rahim ibu, bila ternyata bayi tidak menangis, maka orangtua akan langsung sedih dan ditenangkan oleh dokter. Bayi yang tidak langsung menangis saat lahir, maka dipastikan, ada "sesuatu" pada bayi tersebut. 

Kelahiran yang normal, begitu bayi keluar langsung menangis, sebab apa? Suasana yang berbeda di dalam rahim ibu dan di alam dunia membuat bayi langsung merespon (mendengar) melalui indra pendengaran maupun indra perasa, dan respon yang baru dilakukan oleh bayi hanyalah menangis. 

Berikutnya, setelah beberapa lama mata bayi terbuka dan dapat melihat siapa ibunya, bapaknya dan lainnya (bayi membaca). Itulah dua langkah keterampilan sejak bayi lahir yang didapatkan secara alami, yaitu mendengar, kemudian membaca. 

Dua langkah urutan tersebut tidak dapat dibolak-balik. Baru kemudian, bayi belajar berbicara. Menyebut mamanya, papanya dll. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun