Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Keterampilan Berbahasa Rakyat Indonesia, di Tengah Wabah Corona

25 Maret 2020   11:01 Diperbarui: 25 Maret 2020   13:22 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: doc.Supartono JW

Virus corona yang terus berdampak dengan korban yang tiap hari meningkat, juga membawa dampak "wabah baca/dengar" masyarakat semakin menurun. 

Akibatnya, bukannya bersatu melawan virus corona, akibat berbagai persoalan virus corona, malah membikin masyarakat tetap berseteru, sebab ingin ikut tampil menjadi pahlawan, mau menang sendiri, dan merasa pintar sendiri. Inilah kelemahan mendasar keterampilan berbahasa masyarakat Indonesia. 

Harusnya pemerintah menyadari hal ini, tetapi orang-orang dalam pemerintahanpun banyak yang masih lemah dalam keterampilan berbahasa.

Keterampilan berbahasa

Dalam berbagai literasi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbahasa adalah keterampilan seseorang untuk mengungkapkan "sesuatu" dan memahami "sesuatu" yang diungkapkan oleh orang lain dengan media bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. 

Selain itu, keterampilan berbahasa  sangat vital, penting untuk dikuasai setiap orang. Sebab, dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Karenanya, tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka  dalam berkomunikasi. 

Secara berurutan, keterampilan berbahasa itu diawali oleh keterampilan mendengar (menyimak), lalu membaca (melihat, mengamati, mengawasi, memahami), kemudian berbicara, dan menulis. 

Bagaimana kondisi keterampilan berbahasa masyarakat Indonesia terkini, terlebih dalam situasi wabah croona?

Mendengar dan membaca lemah

Hikmah di balik virus corona juga semakin menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang abai dan sulit diatur oleh pemerintah pusat maupun daerah menyoal kebijakan pencegahan virus croona. Ini bukti kemampuan mendengar rendah. Meski bila diperdebatkan, tetap ada justifikasinya.

Selain itu, keterampilan membaca pun lemah. Sebagai contoh, di media whatsapp, kini masyarakat sangat latah turut menyebarkan berbagai informasi, tanpa lebih dahulu memahami secara utuh isinya dari awal sampai akhir, dan mencoba memahami dulu apakah informasi itu benar atau sekadar hoaks, tanpa ada pertimbangan, kalkulasi (matematik), dan mencoba mencari referensi kebenarannya dalam ilmu pengetahuan yang terkait (Sains).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun