Mohon tunggu...
Rhmi
Rhmi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar di SMA IP

About me ◜⁠‿⁠◝⁠  Name: Siti Rahmi Surename: Rahmi Birthdate: 29 December 2006 Hobi: membaca novel, menggambar. From: Sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja yang Fatamorgana

24 Oktober 2024   11:23 Diperbarui: 24 Oktober 2024   15:35 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karya : Rahmi

Swastamitaku yang fatamorgana

Cinta itu seperti api namun Dingin...siapapun yang mendekatinya tidak akan terbakar namun terperangkap...itulah yang terlintas di benakku ketika mencoba memikirkan Tentang apa itu cinta?? Apakah cinta mendatang kan kebahagiaan atau sebaliknya malah mendatang kan luka atau pedih,,tetapi itu tergantung siapa orang yang benar benar tepat untuk kita berikan cinta yang tulus...

Masa putih abu-abu, dimana banyak orang yang mendambakan masa itu, menceritakan, dan menjadikan Masa paling membahagiakan di dalam hidup mereka, aku setuju! Aku juga memiliki masa itu, masa di mana menjadi cerita paling menarik di hidupku, jika suatu saat nanti ada waktu untuk membuka kembali bab ini, aku tak akan segan untuk Membukanya, membuka kisah ku dengan dia, laki laki yang aku sukai, ini akan menjengkelkan, tapi aku benar benar mencintainya... Dia,,,laki laki Yang sempurna di mataku, lelaki yang nyata, namun jika untuk memilikinya Hanyalah Fatamorgana.

 AMARA QUEEN

Gadis pengagum senja,,menurutnya senja bukanlah keindahan sesaat,,atau bahkan bukan juga tentang kehilangan indah,,tetapi menurutnya senja adalah penenang,,dan senja adalah salah satu cara bagaimana Tuhan menghadiahkan hari akhir yang melelahkan...

......

"YAAMPUN jangan sampai gw telat" ucap dia dengan langkah kaki yang Tergesa-gesa berlari dari halte bus...seorang gadis itu berlari menuju gerbang sekolah yang hampir tertutup.

Hari ini adalah hari pertama kembali ke sekolah setelah hampir 2 Minggu menikmati liburan akhir semester,, Upacara bendera merah putih menyambut pagi ini tidak sedikit mereka yang misuh--misuh karena lelahnya berdiri di tengah lapangan..

"BENDERA SIAP!!!" Ucap seorang laki laki dengan suara lantangnya.

"Duh ganteng banget sii..." Gumam Amara tersenyum melihat seorang laki laki yang bertugas sebagai pemimpin upacara...

"Apaan sih gitu doang Lo bilang ganteng..Biasa aja tuh" ucap Laras salah satu teman Amara

"Why not? Terserah gw lah" balas Amara dengan menatap malas temannya itu...

Setelah selesai upacara Amara langsung pergi ke kelas dan memulai pelajaran pertama sampai tiba waktunya istirahat,,,

saat Amara berjalan menuju kantin matanya tertuju pada laki laki yang ada di dekat tangga dan Amara langsung ingin menghampiri nya..namun Alvaro yang melihat Amara lebih dulu langsung hendak pergi, sepertinya Al tidak mau bertemu dengan Amara.

ALVARO MAHENDRA

Laki laki yang selalu kerap di kenal dingin, cuek, dan tertutup, namun meskipun begitu, banyak cewe yang selalu rusuh membicarakan tentang kegantengan seorang Alvaro, memang benar dia laki laki yang mempunyai wajah tampan..

dan hal itu juga bisa bisanya membuat gadis senja jatuh cinta tanpa alasan, ya benar Amara memang sudah lama menyukai Alvaro bahkan dari sejak Smp,,meskipun sikap Alvaro terhadap Amara sangat dingin, dan cuek, karena alasan itulah Amara tidak pernah mau mengungkapkan perasaan nya pada Alvaro, karena tanpa Dia ungkapkan pun Alvaro seperti nya sudah tahu namun dia tak memperdulikan nya...

*Skip

Sepulang sekolah Amara tidak langsung pulang, dia malah pergi ke taman di belakang sekolah, entah apa yang mau dia lakukan, mungkin melihat langit di sore hari ataupun menunggu datangnya senja,,,setibanya di taman Amara melihat ada sosok seorang laki laki yang sedang duduk di bangku taman,,Amara tersenyum mungkin sepertinya dia tau siapa laki laki itu,,, Amara pun memutuskan untuk mendatanginya dan benar saja dia tau persis siapa laki-laki itu, dia adalah Alvaro..

"Al"panggil Amara, Al hanya berdehem sebagai jawabannya.

"Tau gak persamaan kamu sama senja apa?" Lanjut Amara dengan senyum sumringah nya

"Sama sama gak bisa di milikin?"jawab Al yang bicara tanpa melihat lawan bicaranya

"Ish bukan itu,," balas Amara ""persamaan nya itu sama sama nenangin hhe" lanjutnya dengan senyum manis yang masih singgah di wajahnya, Al yang mendengar itu hanya diam menatap dingin ke arah Amara dan Dia langsung meranjak pergi dari sana meninggalkan Amara begitu saja....

Pandangan Amara tiidak lepas dari punggung yang menjauh itu, dan senyumnya yang tadi mengembang perlahan hilang, kini hanya hembusan nafas berat yang tersisa dari Amara...

"Apa susah nya si Al?tinggal bilang suka, atau gak suka sama gw?"gumam Amara

Setelah dari taman Amara langsung ingin pulang, saat menuju gerbang ada Laras yang menghampirinya Ternyata dia juga belum pulang,,,

"Lo abis ngapain di taman"tanya Laras pada Amara

"Abis ketemu Al dong hahaha"jawab Amara yang di selingi tawa singkatnya

 " Laras hanya memutar bola matanya malas "Gak cape?" Ujarnya, "Cape kenapa?" Tanya Amara bingung, "Lo gak cape ngecrushin Al terus" lanjut Laras memperjelas

"Enggak kok" jawabnya "lagian ya kita kan bentar lagi lulus, kalau kita udah lulus gw kan gak Bakalan bisa lagi ketemu sama Al, jadi anggap aja gw ngehabisin masa masa SMA gw buat ngecrushin Al yakan?" Lanjutnya sambil merangkul temannya itu

"Ya tapi gak gini juga Amaraa, masa iya, lu gehabisin masa SMA, cuman untuk nungguin tuh bocah doang" jawab Laras kesal

"Ish, lagian tuh cowo candu banget buat di tunggu Larass "gerutu Amara "nih ya, kalo menurut gw menunggu itu menyenangkan, itulah cinta" lanjut Amara dengan terus merangkul temannya itu.

"Terserah lu deh ,gak habis pikir gw" final Laras, sambil menepis tangan Amara dari pundaknya itu, Amara memang benar benar menjengkelkan...jujur, Laras bukannya tidak suka Alvaro, lebih tepatnya dia hanya kasihan, melihat cinta bertepuk sebelah tangan sahabatnya itu...

Lelaki itu berjalan menuju parkiran motor...

"ALVARO WOYY!"teriak Andre selaku temannya, Al hanya menoleh sedikit 

"Al,tadi gw liat Lo sama Amara di taman, ngapain tuh?"tanya Andre dengan ekspresi meledeknya 

"Cuman duduk doang, emang nya keliatan nya ngapain?"tanya balik Alvaro heran

"Ya kali aja Lo sama Amara jadi gitu hahahaha"balas Andre dengan tertawa terbahak bahak

"Apaan sih njirr, mending Lo balik sana,gak usah ikut campur urusan gw"bentak Al 

"Tapi Bro, lu beneran gak suka sama Amara? Dia udah suka sama lu dari sejak SMP, lu masih belum bisa Nerima dia?nanti kalo ada yang dapetin dia, lu nyesel tau rasa"kali ini yang bicara Zio salah satu temannya Al juga

"Gw gak suka sama dia yo"jawab Alvaro dengan santainya

"Ya seenggaknya lu bilang ke dia Al, kalo lu gak suka sama dia, biar dia gak nunggu?"balas Zio

Alvaro hanya diam melihat teman temannya "Lo pada gak ada yang mau dukung gw?" Tanya Al pada teman temannya "GAKK!" Jawab mereka serempak, Alvaro hanya memutar bola matanya malas "Yaudah Sono gw mau balik"usir Al dan langsung di iyakan teman temannya

*Skip

Hari demi hari berlalu, banyak pengalaman yang Amara lewati tentang Alvaro,, kini Amara mendekati hari kelulusan, Masa Sma nya sudah hampir habis, masa dimana Amara tidak mempunyai banyak waktu lagi untuk selalu memandangi karya Tuhan yang satu ini,,,ya Amara sedang memandangi Alvaro yang duduk di bangku taman, sama seperti saat Amara dan Alvaro duduk bersama kala itu...

Memandanginya dari jarak jauh saja, Amara paham betul bagaimana ketampanan laki laki itu tercetak jelas,,Senyum gadis ini masih mengembang manis di wajahnya, ingin sekali dia menghampiri nya namun, itu tidak mungkin, Amara tak mau mengganggu waktu tenang Alvaro, Amara berfikir mulai sekarang dia akan mencoba menjaga jarak, dan mulai biasa saja, tapi apakah Amara bisa? Sudah pasti dia tidak bisa...  

.....

"Woy" sapa Laras

Al yang di sapa hanya menoleh tanpa menyahut satu kata pun, fokusnya hanya pada objek yang di depannya yaitu pemandangan taman yang cerah saat itu...

"Sendirian aja Al?" Tanya Laras

"Kalau mau cari Zio, langsung ke kantin aja!"jawab Alvaro

"Enggak kok,gw cuman pengen duduk aja di sini boleh kan?"balas Laras.

"Bebas"jawab singkat Al

"Huft, bisa bisanya Amara suka sama cowo modelan kaya Lo Al"ucap Laras sambil menghela nafasnya kasar.

"Itu hak dia." Sahut Al singkat, "Ya, gw juga paham"ucap Laras, "Lo beneran gak suka sama Amara?" lanjut Laras

Al hanya diam dan langsung meranjak pergi tanpa menjawab pertanyaan Laras

"Lah kok pergi??gak jelas banget si tuh bocah"Gerutu Laras berdecak kesal

Alvaro berjalan dengan perasaan kesal, laki laki ini sudah muak atas semua pertanyaan yang teman temannya selalu tanyakan...

"Lu bener gak suka sama Amara?"

"Lu gak bisa sedikit aja, bales perasaan Amara?"

     Alvaro bener bener muak dengan pertanyaan pertanyaan mengenai Amara, Dia menyelusuri Koridor sekolah menuju kelasnya, hingga di tangga, matanya tertuju pada mata perempuan yang sekarang terlintas di pikirannya, perempuan itu tersenyum manis melihat ke arah Alvaro, hingga langkah Alvaro terhenti tepat di hadapan Amara.

Gadis itu bingung, sebab baru pertama kalinya Alvaro menghampiri nya duluan, biasanya dia yang menghampiri cowo itu.

"Kenapa?" Tanya Amara dengan senyumnya yang hangat, Al hanya diam, menatap Amara

"Lo...ikut gw" ajak Alvaro dan langsung menaiki tangga

      Amara yang mendengar perintah itu langsung mengikuti nya dari belakang dengan perasaan senang hati, hingga tiba di ruangan yang kebetulan sepi tidak ada orang, dan Al langsung menutup pintu itu, Amara yang melihat Tingkah Al merasa heran, gak biasanya Al mau berduaan dengannya, jujur kali ini Amara sedikit takut melihat perubahan sikap Al, " ada yang gak beres nih" fikir Amara. "Kenapa Al?" Tanya Amara, dengan raut wajah yang sedikit serius 

" lo bisa gak sih, berhenti ngejar gw?" Ucap Al tegas dengan nada tinggi. "Hah?" Balas Amara sangat Bingung

"Berhenti ngejar ngejar gw, berhenti suka sama gw, berhenti suruh semua orang biar gw suka sama Lo, gw muak, gw bener bener muak atas semua pertanyaan Kenapa gw gak bisa jatuh cinta sama Lo??!! gw udah gak bisa untuk sabar..."bentak Al dengan penuh emosi 

"Lo cewe, seharusnya lo tau batasan, jangan jadi murahan kaya gini!!" Lanjut Al dengan bentakan penuh amarah.

Amara yang mendengar itu, hanya terdiam mematung, detak jantungnya berdegup dua kali lebih cepat, air matanya seolah olah berdesakan meminta untuk turun...

" Dan satu lagi, gw udah punya cewe, berhenti ngejar gw, gw benci dengan sikap Lo yang kaya gini!!!" Lanjut Alvaro dengan tegas, dan langsung Segera meninggalkan Amara yang masih diam mematung di tempat. Air mata yang sedari tadi mendesak untuk keluar, kini tumpah tanpa izin.

Sesak di dadanya begitu Sakitt,,,Amara tak menyangka dan tak pernah berfikir akan ada hari dimana Alvaro benar benar begitu marah,,,dan bahkan hal yang membuat Alvaro marah seperti ini membuat Amara bingung, dia tidak pernah menyuruh siapapun untuk memaksakan perasaan Alvaro kepadanya, Amara hanya memperjuangkan Alvaro sendirian, tanpa bantuan siapapun.

"Mmm...sebenci itu ya Al?" Ucap Amara dengan senyum sendu nya 

"Gak papa Ra....gak papa..."gadis ini menguatkan dirinya sendiri, ia menghapus air matanya, dan langsung pergi menuju kelas.

"Semua nya kan risih dengan sikap Lo sendiri Ra, jadi wajar Al semarah itu" gumam Amara dalam hati...

Jam menunjukkan waktunya pulang sekolah, Amara baru saja keluar dari kelasnya, pandangannya tertuju pada bangku taman yang terletak di bawah pohon rindang,, kini tatapannya sendu, gadis ini melangkah kan kakinya menghampiri bangku taman yang kosong, Amara menghela nafas panjang...

"Haha lucu ya" tawanya sendu, Amara memejam kan matanya, membiarkan angin sore menerpa wajahnya, fikirannya tidak lepas pada kejadian tadi, Amara ingat betul bagaimana Alvaro mencaci-makinya, Amara pun membuka matanya, dan langsung bergegas pergi dari perkarangan sekolah.

Gadis ini berjalan di pinggir trotoar setelah turun dari halte bus beberapa menit yang lalu, cuaca sore itu sangat cerah, sehingga Amara memutuskan untuk pergi ke pantai, kebetulan sekolahnya itu tidak jauh dari pantai, Amara memberhentikan langkahnya sejenak, menatap paparan air laut dengan ombaknya yang tenang, lokasi pantai yang saat itu sepi, membuatnya merasa tenang untuk menikmati sore ini. Senja yang bisa di bilang sempurna sebentar lagi akan tiba, Amara sangat tidak sabar...

"Senja kamu indah banget, tapi sayang, kamu gak bisa di milikin" gumamnya, "aku lagi gak baik baik aja" lanjutnya dengan senyum tipis yang nyaris tidak terlihat.

Damn' Air mata yang sejak tadi tertahan, kini Pecah begitu saja, mengingat perkataan laki laki yang menurutnya spesial, berhasil menghancurkan semuanya...isakan Gadis ini masih terdengar jelas, Amara semakin mengeratkan pelukan di kakinya.

"Gak segininya juga Al, gw gak sekuat itu, untuk denger semua apa yang Lo omongin tadi"ucapnya pelan.

"Seharusnya, Lo jawab semuanya secara pelan-pelan, hiksss... apa gw yang terlalu bodoh? Bodoh, nunggu seseorang yang jelas gak suka sama gw? Seharusnya gw paham tanpa Lo jawab apapun tentang perasaan gw, gw malah menutup mata dan pura pura gak tau, bodoh..."ucap nya dengan isakan tangis kecil...

" Ya Tuhan kenapa jatuh cinta sesakit ini..." Gumamnya, Amara menghapus air matanya, kakinya melangkah ke arah tepi pantai.....

"AAAAAAAAAAAAA" Amara berteriak sekeras kerasnya. "ALVAROO....."kini Amara meneriaki nama laki laki yang membuat dia nangis.

"Anjing Lo ..." Lanjutnya dengan suara pelan, "GW GAK BAKALAN SUKA LO LAGI, GW GAK AKAN NGEJAR LO LAGI, GW GAK AKAN NGEDEKETIN LO LAGI, KALO BISA GW BAKAL PERGI DARI HIDUP LO, SESUAI APA YANG LO MAU..." Teriaknya.

"Cukup sampe sini Ra, Lo ngejar Al, udah cukup" gumam Amara dengan nafas tak beraturan

Amara membalikan tubuhnya, dia berfikir ini sudah lebih cukup untuk meluapkan semua emosinya, saat dia mau melangkah kan kakinya Amara mendapati seorang laki laki yang menatapnya begitu dalam, kini keduanya saling menatap satu sama lain, tidak ada sapa, hanya ada suara angin dan demburan ombak yang terdengar.

Setelah kesadaran Amara terkumpul, gadis ini langsung ingin melarikan diri karna mungkin dia malu, sangat malu, " sejak kapan dia disitu" gumamnya dalam hati sambil hendak pergi, namun langkah nya terhenti oleh genggaman Al...

" Mau kemana Ra?" Tanya Al yang masih menatap Amara dengan genggaman nya

" Mau balik lah, mau ngapain lagi ?" Ucap Amara dengan tatapan malas

"Gak mau liat senja dulu?" Tanya laki laki ini

" Gak" Singkat Amara, " bukannya Lo suka senja?" Ucap Al, Amara dia menatap manik mata laki laki di hadapnnya ini. "Lepas Al, gw mau pulang" jawab Amara, sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Al, Alvaro tidak melepaskannya sama sekali, "Al lepas" ucap Amara menatap tegas Al, tapi Alvaro hanya diam dengan tatapan teduhnya.

"ALVARO..." Panggil Amara, "hmmmm" Al hanya berdehem sebagai jawaban nya

"Lepas." Ucap Amara dengan mata yang mulai berkaca kaca, saat ini mungkin Amara tidak kuat untuk berhadapan dengan Al.

"Maaf Ra" ucap Alvaro pelan, " maaf, karna gak bisa suka sama Lo" lanjutnya, Amara tidak menjawab Dia hanya menundukkan kepalanya, "Ra..." Panggil Alvaro, " hey,, liat gw..." Amara menurut dan mulai menatap Alvaro, Amara benar benar sudah tidak kuat untuk menahan air matanya.

"Lo pantes dapet yang lebih baik Ra, dan yang pasti, gw bukan orang itu, Lo cantik, baik, pinter, Lo cewe ceria, siapapun bisa suka sama lo.tapi, gw gak bisa biarin Lo masuk ke dunia gw, jangan nyakitin diri Lo lebih jauh lagi Ra, gw gak bisa liatnya, apa lagi gw penyebabnya." Ucap Alvaro dengan tenang namun sendu

Amara hanya menatap Al dengan mata yang berkaca kaca, Al benar, ini sudah cukup, Amara sudah cukup menyakiti dirinya, dengan cinta bertepuk sebelah tangan, Al membawa Amara ke dalam pelukannya, Amara diam mematung, jantung nya berdetak tiga kali lebih cepat, dan kini air matanya menetes tanpa sengaja.

"Ada luka yang belum sembuh, Ra"bisiknya tepat di telinga Amara, "gw bisa kok jadi penyembuhan luka Lo Al?" Kini, Amara yang bersuara, dan membalas pelukan itu 

"Jangan, gw gak mau Lo cuman jadi tempat singgah, gw gak mau gunain orang baru buat nyembuhin luka lama yang gw punya." Alvaro mengeratkan pelukannya, Amara mendengar Isakan kecil dari Al. "Al? " Amara melepaskan pelukannya, "kok, jadi Lo yang nangis?" Ucap Amara menahan tawa, "sssttt...diem dulu" balas Alvaro, kembali memeluk tubuh kecil Amara.

"Hahaha,, seorang Alvaro nangis? Di depan cewe? Dan cewenya itu gw?hahahah" tawa Amara pecah begitu saja, di dekapan laki laki ini, menurut nya ini lucu, kapan lagi dia bisa melihat Alvaro nangis, apalagi di pelukannya, suatu momen yang langka.

"Ish udah Al, apasih pake nangis gitu" ucap Amara, kembali melepaskan pelukannya

"Lo juga tadi nangis, sambil teriak lagi, nyebut nama gw"jawab Alvaro santai

"CK, apaansi, udah ah gw mau pulang"ucap Amara menahan malu, bagaimana Amara tidak merasa alay dengan kejadian dia menangis sambil berteriak...

Mereka menyelusuri pantai, menuju pulang. Senja sore ini menjadi saksi pertama melihat mereka berpelukan, menangis, tertawa bahkan berjalan bersama. Sore ini, menjadi sore yang berbeda dari lainnya, Amara merasa tenang mendengar setiap penjelasan yang Alvaro berikan tadi, walaupun sakit sekali saat dia sadar, bahwa cintanya di tolak, tapi pelukan hangat yang di berikan Alvaro mampu mengalihkan sedikit rasa sakit ini.

"Ra..." Panggil Alvaro, "apa?" Jawab Amara, sambil melihat langkah kaki nya sendiri.

" Siapapun yang dapetin Lo nanti, dia adalah cowo paling beruntung di dunia" ucap Alvaro sambil melihat gadis di sebelahnya. Amara mendongak setelah Al bicara begitu

"Gak usah so' tau deh Al, kalau iya, kenapa gak Lo aja yang jadi cowo itu?" Tanya Amara

"Hahaha, ogah gw sama lu." Ucap Al sambil mengacak ngacak pelan rambut Amara

"Dihh?? Kita gak pernah tau Lo Al, kedepannya gimana, siapa tau beberapa tahun lagi Lo suka sama gw." Ucap Amara dengan kepercayaan dirinya, sambil membenarkan rambut yang di berantaki sedikit oleh Al, " jangan nunggu gw, gw gak bakalan Dateng" tegas Al

"Gak mau, gw mau nunggu aja" ucap Amara bersiteguh, "CK, yaudah, awas aja tiba-tiba nangis-nangis gak jelas, pas gw ngasih undangan nanti" ujar Alvaro santai.

"Yayayaya" jawab Amara, "wah senjanya cantik banget,,,, kaya aku" teriak Amara dengan senyumnya yang sempurna, sambil menghadap ke laut lepas.

"Cantik dari mana?? Pendek gini di bilang cantik, HAHAHA" jahil Alvaro sambil berlari, "ngeselin Lo? Sini gak! Jangan lari!!!" Teriak Amara sambil mengejar Alvaro.

Aku bintang, kamu senja...

Setelah masa-masa tegang dan perjuangan, akhirnya, dimana melepas seragam putih abu-abu tiba. masa SMA gadis ini sudah habis, perasaan nya kini campur aduk, antara senang akan melangkah satu tangga lagi, atau sedih karena harus berpisah dengan teman temannya, terutama lelaki yang dia suka.yaa, semuanya hukum alam, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan....

Acara wisuda kini telah selesai, mata gadis ini mencari seseorang, tapi saat ini pun yang di cari belum juga ditemukan, hingga senyumnya mengembang begitu saja setelah melihat lelaki berjas hitam itu, siapa lagi kalau bukan Alvaro. Amara melangkahkan kakinya, hingga tepat di belakang punggung lelaki itu, "Alvaro" panggil Amara, Alvaro membalikkan badannya, menghadap pada gadis di belakang nya itu "Amara?" Gumam pelan Alvaro....

" Selamat Al, atas kelulusannya, dan jadi siswa terbaik di sekolah kita"ucap Amara sambil mengulurkan tangannya, "makasih Ra" jawab Alvaro membalas uluran tangan Amara

" Selamat juga buat kelulusan lu Ra"lanjut Alvaro, Amara hanya berdehem sebagai jawabannya

"Nih,, buat lu,, hadiah kelulusan dari gw." Ucap Alvaro, memberikan sebuah bingkisan pada Amara, "buat gw?" Tanya Amara, Alvaro mengangguk "jangan di buka disini, nanti aja" lanjut Al

"Oke"jawab Amara dengan senyumnya yang manis, mereka berdua hanya berdiam melihat sekitarnya, canggung rupanya,, "Alvaro,, aku minta maaf." Ucap Amara memecahkan keheningan diantara mereka, "untuk?" Tanya Alvaro bingung 

"Maaf udah lancang jatuh cinta sama kamu, Ini di luar kendali Aku."ucapnya, "hey, liat gw"ucap Alvaro, sambil mensejajarkan wajahnya, "gak ada yang salah Ra, Lo gak salah karna suka sama gw, dan gw yang harusnya minta maaf " Alvaro menjeda ucapannya sejenak. "Maaf gak bisa suka sama lu Ra, maaf karna harus nunggu lama jawaban dari gw.Ra, setelah ini, Lo harus ganti nama dari setiap lembaran yang akan Lo isi nanti, gw cuman bisa lengkapin sampe sini aja ya Ra, gak lebih. Lo harus bahagia setelah ini." Lanjut Alvaro...

Setelah acara Wisuda selesai. Sore harinya, Amara Sedang duduk di tepi pantai, menikmati angin pantai yang sejuk, Serta menikmati perpaduan warna jingga di langit sore ini, Amara memejamkan matanya, dia mengingat setiap kejadian lucu semasa dia bersekolah, saat Amara membuka kedua matanya, dia mengingat satu bingkisan yang Alvaro berikan siang tadi,

Amara mulai membuka paper bag hitam polos di sampingnya, ada sebuah kotak kado kecil di dalamnya, gadis ini langsung membukanya, Amara tersenyum saat kala mendapati sebuah lukisan di kanvas kecil, "senja?" Gumamnya. Dan selain lukisan itu terdapat secarik surat di dalam kotak itu...

DARI ALVARO BUAT AMARA' , kalimat itu yang Amara dapati pertama kali dari isi surat itu, 

"Buat Amara, si gadis senja, jangan ketawa sama lukisannya ya Ra, ini pertama kalinya gw ngelukis, sebelumnya, gw harap Lu suka sama hadiahnya Ra, walaupun sederhana...

Owkee,, sebenernya gw nulis Surat ini mau ngucapin terima kasih, terima kasih karna udah suka sama gw, Makasih karna udah jadiin gw sebagai salah satu kisah yang ada di hidup Lo.Ra, gw harap lu bisa nemuin seseorang yang jauh,, jauh,, jauh lebih sempurna dari gw, yang bisa melengkapi Kekurangan Lo, Ra, gw gak bisa bilang apa apa selain kata terimakasih. Lukisan ini, sesuai Yang Lo lihat,, senja. 

Hal yang paling Lo sukai di muka bumi ini kan? Gw tau, tapi gw gak tau kenapa Lo sesuka itu sama senja, tapi gw yakin ada alasan di balik semua itu, senja itu indah ya Ra? Seindah itu, dan gw baru sadar mengenai itu dari Lo, Gw sadar kalau senja seindah itu, indah, tapi gw gak suka. Senja itu jauh dan gak bisa di milikin, apa lagi senja cuman sesaat, gw gak suka senja Ra, dan Lo gak akan berperan jadi senja , dan Lo harus tau itu, 

Lo mau tau peran Lo apa di hidup gw? Gw kasih tau ya, mungkin ini agak sedikit alay,, hhhe, Lo itu bintang, bintang di kehidupan gw, sedangkan gw Langitnya... Terima kasih sudah menghias, menghibur hari hari gw, Lo bintang yang bersinar, dan Lo akan terus berarti buat gw...

Owke sampe sini aja,, selamat menjalani lembaran baru tanpa gw Ra,,

Bahagia terus bintang kecil' ... DARI ALVARO."

Amara menghapus air matanya setelah membaca surat itu, sedikit tidak nyambung? Tapi Amara paham apa yang mau Alvaro sampaikan, air matanya tidak bisa berbohong, dia ingin terus mengalir bebas tanpa ada penghalang,,

"Hikssss...ternyata Lo yang berperan jadi senja di hidup gw Al, Lo yang gak akan bisa gw gapai Sampai kapanpun. Dan yang pasti kita mengakhiri semuanya dengan seindah ini, walaupun tanpa ada kata memulai di dalamnya."ucap nya pelan sambil menundukkan kepalanya dalam.

Sekali lagi, bisa di katakan bahwa senja menjadi saksi, saksi di mana semuanya udah bisa di katakan selesai... Kalau kata tulus "jika ku bisa memilih tak bertemu pasti itu yang ku pilih". Tapi tidak dengan kisahku, aku percaya kisahku bukan karna ketidak sengajaan tuhan, begitu juga dengan pertemuannya. Walaupun Tuhan hanya mempertemukan tanpa menyatukan..

Terima kasih ALVARO MAHENDRA~ terima kasih senjaku."

-AMARA QUEEN-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun