Mohon tunggu...
siti syaidah
siti syaidah Mohon Tunggu... Administrasi - Digitech University

Halo teman teman nama saya syaidah hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjauan Faktor Motivasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan PD Doa Kolot Textile Bandung

21 Juni 2024   21:09 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:53 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, individu mulai memperhatikan kebutuhan keamanan mereka, seperti kebutuhan akan perlindungan dari bahaya fisik, pekerjaan yang stabil, keamanan finansial, dan lingkungan yang stabil. Kebutuhan keamanan memberikan perasaan stabilitas dan kontrol, yang penting bagi perkembangan individu.

C. Kebutuhan Sosial

Tingkat ketiga dalam hierarki adalah kebutuhan sosial, yang melibatkan hubungan interpersonal yang positif dan kebutuhan akan kasih sayang, persahabatan, afiliasi, dan cinta. Manusia adalah makhluk sosial, dan hubungan sosial yang positif memainkan peran penting dalam kesejahteraan psikologis individu.

D. Kebutuhan Penghargaan (Prestasi dan Pengakuan)

Setelah kebutuhan sosial terpenuhi, individu mulai mencari penghargaan dan pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Kebutuhan akan prestasi, pengakuan atas pencapaian, dan apresiasi dalam kontribusi individu menjadi penting dalam mencapai tingkat kepuasan diri yang lebih tinggi.

E. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Tingkat puncak dalam hierarki adalah kebutuhan aktualisasi diri, yang merupakan dorongan untuk mencapai potensi pribadi yang paling tinggi dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Ini melibatkan pengejaran tujuan yang bermakna, pengembangan diri, kreativitas, dan kontribusi positif kepada masyarakat.

Meskipun teori Maslow memberikan pemahaman yang kuat tentang motivasi manusia, beberapa kritik telah diajukan. Beberapa kritikus menyatakan bahwa hierarki kebutuhan tidak selalu berlaku secara universal dan dapat bervariasi berdasarkan budaya, konteks sosial, dan individualitas. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa individu seringkali memiliki kebutuhan dari berbagai tingkatan secara bersamaan, bukan secara berturut-turut seperti yang dijelaskan dalam teori ini.  

Meskipun demikian, Teori Kebutuhan Maslow tetap relevan dalam berbagai     konteks, termasuk pendidikan, manajemen, dan pengembangan pribadi. Di bidang manajemen, pemahaman pada kebutuhan karyawan berdasarkan hierarki Maslow dapat membantu pemimpin dalam merancang program motivasi dan strategi manajemen yang efektif. Di sisi lain, dalam konteks pengembangan pribadi, kesadaran akan kebutuhan dasar dan kebutuhan aktualisasi diri dapat menjadi dasar untuk merencanakan tujuan dan pencapaian pribadi yang bermakna.

Teori Kebutuhan Abraham Maslow memberikan pandangan yang mendalam tentang motivasi manusia, dengan mengidentifikasi hierarki kebutuhan yang membentuk dasar perilaku individu. Meskipun mendapat kritik, teori ini tetap menjadi salah satu konsep fundamental dalam psikologi, manajemen, dan pengembangan pribadi. Dengan pemahaman yang mendalam tentang hierarki kebutuhan ini, individu dan organisasi dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kinerja.

2. Teori Motivasi : Frederick Herzberg

Teori Motivasi-Higiene Frederick Herzberg adalah ide klasik dalam studi motivasi kerja yang telah membantu manajer dan pemimpin organisasi memahami faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan karyawan dan motivasi mereka. Teori ini dikembangkan oleh psikolog industri terkenal Frederick Herzberg pada tahun 1959 melalui penelitiannya yang terkenal "The Motivation to Work", yang menemukan dua komponen yang penting dalam menentukan kepuasan dan motivasi karyawan.

Menurut Herzberg, faktor motivasi adalah elemen pekerjaan yang memberikan kepuasan intrinsik dan mendorong karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, termasuk rasa pencapaian, tanggung jawab, peluang untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi, dan pengakuan atas pencapaian mereka. Faktor-faktor ini berhubungan langsung dengan sifat pekerjaan itu sendiri dan memberikan arti dan tujuan bagi karyawan.

Sebaliknya, jika tidak dipenuhi, ketidakpuasan dapat disebabkan oleh elemen higiene yang meliputi lingkungan kerja dan kebijakan perusahaan, hubungan interpersonal dengan atasan dan rekan kerja, gaji dan tunjangan, dan kondisi kerja fisik. Meskipun memenuhi persyaratan higiene ini penting agar karyawan puas dengan pekerjaan mereka, motivasi intrinsik mereka tidak meningkat karena kehadiran mereka sendiri. Herzberg mengatakan bahwa unsur-unsur higiene menyebabkan ketidakpuasan jika tidak dipenuhi; namun, kepuasan kerja tidak meningkat secara signifikan jika unsur-unsur ini dipenuhi.

Teori Motivasi-Higiene Herzberg dapat relevan untuk manajemen. Ini adalah ide yang bagus untuk pemimpin perusahaan yang ingin membuat strategi motivasi yang bagus dan membuat karyawan lebih bahagia di tempat kerja mereka. Untuk meningkatkan motivasi karyawan, pemimpin dapat merancang pekerjaan yang lebih menantang, memberikan kesempatan untuk berkembang, dan memberikan pengakuan atas kontribusi karyawan. Selain itu, pemimpin juga harus memastikan bahwa faktor-faktor higiene dipenuhi untuk mencegah ketidakpuasan di tempat kerja. Ini dapat mencakup perubahan kebijakan perusahaan, peningkatan gaji dan tunjangan, dan penerapan lingkungan kerja yang lebih ramah dan ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun