Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah Biru yang Terluka ( 64 )

10 Maret 2015   15:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425976136690166683

Di arahkan juga kepada prajurit Kemayang yang sedang berjaga dengan santai disana

Aku dan Kuning memandang semua dengan penuh waspada

Kemudian ku lihat beberapa prajurit penjaga mulai mengantuk dan berjatuhan, seperti tertidur pulas. Ilmu sirep mereka mulai berjalan

Panglima Dargo memberi aba-aba dengan tangannya, beberapa senapati berlarian menuju ke pintu gerbang, memeriksa prajurit Kemayang yang bergelimpangan jatuh tertidur.

Mereka mengikat dengan cepat dan memberi tanda pada pasukan untuk bergerak maju.

Dikejauhan aku lihat pasukan panglima Andaga dan Lasmi juga mulai merangsek memasuki halaman istana.

Panglima Dargo berpesan “ Jaga Puteri Kuning dan Puteri Puspita, jangan lepas pengawasan.” Panglima Wulung dan Warsih serta beberapa senapati yang lain mengangguk tanpa bersuara.

Sesudah dengan liar mengawasi keadaan, paman Dargo lari menyelinap masuk kepintu istana.
Memberi tanda pada kita dan kemudian cepat menghilang.

Panglima Wulung dan Warsih berlarian dan kita menyusulnya di ikuti oleh beberapa senapati dan prajurit.

Sesampai di dalam, terlihat Istananya memang luar biasa, gemerelap dan berkilauan di segala penjuru.
Segera kita berjalan mengendap dan melihat mengawasi  sekeliling dengan waspada.

“Bibi kesana dengan beberapa senapati – Saya dengan Puteri Kuning dan Warsih kesebelah sini.” Panglima Wulung agak bingung, tapi aku cepat menyelinap kearah kanan dengan Kuning, Warsih dan beberapa senapati yang lain.
Ada ruangan terbuka, kita berlarian dan menuju kesebuah pintu yang mengarah kedalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun