Contohnya: pada menanam jagung, saat tidak mengindahkan konsep ini, bisa jadi mereka puso alias kandas panen. Begitu juga dengan pemilihan hari perkawinan, khitan, pindahan ataupun menciptakan tempat tinggal dan yang lainnya.
Apakah hanya itu? Nyatanya ternyata tidak. Kontekstualiasi Sedulur Papat pula menjelmas pada elemen bawah dalam kehidupan insan. Semacam cipta, rasa, karsa, serta karya. Tanpa keempat tentang hal ini, dapat jadi manusia hayati namun mati. Maksudnya, sangat konyol saat seseorang hidup tetapi tak memiliki cipta, rasa, karsa serta karya.
Sadulur Papat Limo Pancer Metafora Jiwa: Penyatuan dunia, Jiwa, serta Simbol
Didalam agama Islam sendiri sudah mengonsep wacana itu menggunakan riil ke pada bab nafsu, tasawuf, serta keadaan hati manusia dalam Pesan Al- Qiyamah( 75: 1- 2). asal ayat itu, Winardi( 2017) mengnalisis, manusia memiliki 4 faktor sangat bawah, adalah lawwamah, supiyah, amarah serta mutmainah.
1. Lawwamah ini dimaksud selemah apa pun manusia, tentu di dalam jiwanya terdapat watak kejam serta berani mengakibatkan tewasnya. Jika diilmiahkan, watak ini jadi pertanda- pertanda tiap insan hayati memerlukan tanah menjadi keliru satu asal hidup ataupun dalam badan insan tentu mempunyai zat tanah. Lambang warna dari tabiat aluamah yakni hitam.
2. Supiyah mempunyai makna adalah menjadi sahabat hidup insan yg senantiasa menginginkan harta barang dalam kemegahan dan kemewahan dunia. Lambang rona berasal tabiat supiyah merupakan kuning.
Amarah ialah tabiat senantiasa mengajak serta menginginkan ihwal berbau ataupun dalam ranah politik, kecerdasan hendak tetapi lebih cenderung dalam kesombongan. Lambang rona dari watak ini merah.
3. Mutmainah adalah watak cenderung mengajak dalam nafsu ketuhanan, beribadah pada tuhan. Lambang rona asal mutmainah adalah putih.
Tentang keempat tipe ini, tidak mampu jadi manusia cuma memilah satu saja sebab sudah digariskan dalam kehidupan. namun, di antara keempat itu insan wajib bisa menyinergikan, memilah dan memilah mana yang kemampuan benar- salah, baik- buruk , latif- buruk untuk mencapai kehidupan suka serta pada kesimpulannya membawakan manusia kepada Tuhannya.
Metafora Sedulur Papat Limo Pancer (Jiwa serta Simbol)
Konteksualisasi Sedulur Papat Limo Pancer secara normatif bisa berupa sarat dengan perlambangan buat makna yg jauh lebih hakiki. Sedulur Papat jua merambat pada elemen dasar dalam kehidupan diri insan, seperti Cipta (pikiran atau akal), Rasa (Perasaan), Karsa (Niat dan Kemauan), dan Karya (Perbuatan yang menghasilkan sesuatu). Semuanya itu yang sebagai satu kesatuan yg saling melengkapi.