Pancer bisa diklaim pula sebagai tubuh wadah yg berarti diri sendiri. Hal kelima ini merupakan sentra kehidupan yg utama saat insan lahir ke bumi. rakyat Jawa percaya bahwa menjadi manusia, kita wajib menyelaraskan kelima hal itu agar menjadi satu kesatuan yang utuh.
goresan pena ini hanya menjadi pengenalan tradisi norma Jawa semata dan bukan buat menyebarluaskan ajaran apalagi mendiskreditkan budaya tertentu. Mungkin tradisi unik serta spesial Indonesia pula ada di setiap daerah dengan kemasan khasnya masing-masing.
Sadulur Papat Limo Pancer Metafora berukuran Ruang, dan waktu
Berasal dari epistemologi sudah kentara serta ilmiah, manusia yang ingin beragama ataupun ateis (tidak memiliki agama / tidak percaya adanya tuhan) hendak berteman dengan Sedulur Papat ataupun Kiblat Papat. karena, Sedulur Papat inilah yang hendak memandu insan menunjuk Tuhannya. Orang Jawa sendiri, jadi Sedulur Papat Limo Pancer menjadi jimat, pakem, ketentuan, ataupun pedoman pada bermacam kehidupan.
Apa bentuknya? salah satunya filosofi Kiblat Papat lima Pancer yg dimaksud menjadi 4 arah mata angin merupakan timur, selatan, barat serta utara kebalikannya 5 Pancer ialah tengah.
Apalagi, orang Jawa sendiri memasukkan itu ke dalam nama- nama hari( pasaran) yang jadi penentu jodoh, rezeki, dan nyawa insan. Bentuknya, berbentuk konsep hari mirip
1. pasaran legi( timur),
2. pahing( selatan),
3. pon( barat),
4. wage( utara),
5. serta kliwon( tengah / pusat).