Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendem dan Ndadi dalam Jaranan, dalam Beberapa Perspektif

16 Agustus 2024   07:21 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:24 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi penulis

Jaranan Banyuwangi: Tarian Kuda Mistis yang Memukau

Di jantung Pulau Jawa, tepatnya di Banyuwangi, tersimpan sebuah warisan budaya yang begitu kaya dan memikat, yaitu Jaranan. Tarian tradisional ini bukan sekadar tarian biasa, melainkan sebuah perpaduan unik antara seni, budaya, dan mistisisme yang telah memukau masyarakat selama berabad-abad.

Jantung dari pertunjukan Jaranan adalah para penari yang menunggangi kuda-kudaan dari anyaman bambu. Dengan gerakan lincah dan ekspresi wajah yang dramatis, mereka seolah-olah menjelma menjadi penunggang kuda sejati. Iringan gamelan yang merdu dan tabuhan kendang yang menggelegar semakin menambah semarak suasana.

Puncak dari pertunjukan Jaranan adalah ketika para penari mengalami fenomena kesurupan. Mereka akan berlari-lari histeris, menendang, bahkan melakukan gerakan-gerakan yang tak terduga. Bagi sebagian orang, fenomena ini dianggap sebagai pertanda kehadiran roh halus yang merasuki tubuh penari. Namun, bagi masyarakat Banyuwangi, kesurupan adalah bagian tak terpisahkan dari ritual Jaranan yang dipercaya membawa berkah dan menolak bala.

Sejarah Jaranan Banyuwangi: Perpaduan Budaya yang Kaya

Asal-usul yang Masih Menjadi Misteri

Meskipun Jaranan Banyuwangi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya daerah, asal-usulnya yang pasti masih menjadi misteri. Beberapa teori mencoba mengungkap asal-usul tarian ini:

  • Akulturasi Budaya: Salah satu teori yang paling kuat adalah Jaranan Banyuwangi merupakan hasil akulturasi antara budaya asli Banyuwangi (Osing) dengan budaya Jawa Mataraman. Pengaruh budaya Jawa Mataram ini diperkirakan masuk ke Banyuwangi melalui para pekerja perkebunan pada masa kolonial.

  • Pengaruh Kesenian Turonggo Yakso: Ada pula yang berpendapat bahwa Jaranan Banyuwangi memiliki hubungan dengan kesenian Turonggo Yakso yang berasal dari Trenggalek. Kesenian ini diperkirakan dibawa oleh para pekerja perkebunan ke Banyuwangi pada sekitar tahun 1930-an.

  • Simbolisme Kuda: Kuda dalam berbagai budaya seringkali dikaitkan dengan kekuatan, kegagahan, dan keberanian. Dalam konteks Jaranan, kuda mungkin melambangkan semangat juang dan kepahlawanan yang memang menjadi khas dari tradisi Jawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun