Tekanan Sosial: Tekanan untuk menampilkan pertunjukan yang spektakuler dapat mendorong penari untuk mencapai keadaan trans.
Tempat Pertunjukan: Tempat yang dianggap keramat atau memiliki nilai sejarah sering kali dipilih sebagai lokasi pertunjukan, karena dipercaya memiliki energi spiritual yang kuat.
Waktu: Waktu pelaksanaan pertunjukan, seperti malam hari atau saat bulan purnama, dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memanggil roh.
Peran Pawang: Pawang memiliki peran penting dalam mengarahkan dan mengendalikan energi spiritual dalam pertunjukan.
Faktor-faktor di atas saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Misalnya, sugesti yang kuat dapat memperkuat keyakinan spiritual penari, sehingga memudahkan mereka untuk memasuki keadaan trans. Begitu pula, kelelahan fisik yang ekstrem dapat membuat penari lebih terbuka terhadap pengaruh sugesti.
Perlu diperhatikan bahwa fenomena ini bersifat dinamis: Tidak semua faktor berlaku untuk setiap individu atau setiap pertunjukan. Selain itu, fenomena ini bersifat kompleks: Tidak ada satu faktor tunggal yang dapat menjelaskan secara lengkap terjadinya mendem dan ndadi.
Apakah selalu ada mendem ataupun ndadi?Â
Tidak, tidak semua pertunjukan jaranan selalu mengalami fenomena mendem dan ndadi. Fenomena ini merupakan bagian yang dinamis dan tidak dapat diprediksi dalam pertunjukan jaranan. Terkadang, pertunjukan berlangsung dengan lancar tanpa adanya kejadian mendem atau ndadi.
Mengapa tidak selalu terjadi?
Tujuan pertunjukan: Tidak semua pertunjukan jaranan bertujuan untuk mencapai keadaan trans atau kesurupan. Ada pertunjukan yang lebih fokus pada aspek seni dan hiburan.
Keadaan fisik dan mental penari: Jika penari sedang sakit atau mengalami masalah pribadi, kemungkinan terjadinya fenomena ini akan lebih kecil.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!