***
"Lapar. Lapar berat ..." ujar Evi sembari mengelus perutnya yang serata tembok. Perutnya pun bergemuruh.
Dyah menggelengkan kepala. "Kau kan baru saja makan sepiring siomay. Masa sudah lapar lagi?"
"Aku ini sedang masa pertumbuhan. Ayolah, Ma. Order makanan online lagi. Aku ingin sekali makan ayam pecel," bujuk Evi. Gadis berusia 17 tahun itu pun memasang wajah memelas.
"Utang paylater sudah mencapai 1 juta Rupiah. Nanti nggak terbayar," ujar Dyah sembari mengernyitkan kening.
"Yah, Mama. Sekali ini saja. Rasa laparnya seperti mau mati," ujar Evi. Dengan dramatis, ia membeliakkan kedua matanya. Kemudian, membanting tubuh mungilnya ke atas sofa di ruang tamu.
Dyah pun tersenyum melihat kelakuan konyol anak gadisnya. Tapi, kepalanya pening jika teringat jumlah tagihan paylater yang membengkak bulan ini. Entah mengapa bulan ini Evi gembul sekali. "Sekali ini saja, ya? Setelah ini, kita harus berhemat."
"Yeay," seru Evi. Ia pun bangkit dan menari ala Lalisa yang kerasukan penari ular amatiran. Sebagai Blink, penggemar kelompok Blackpink, Evi selalu berusaha meniru koreografi tarian K-Idol tersebut. Bahkan, ia menarik tangan kanan Dyah untuk mengajaknya menari.
"Yang hampir tewas kelaparan ternyata masih memiliki energi yang tersisa," sindir Dyah. Tentu saja putrinya hanya menyeringai.
Ketika Evi memalingkan wajahnya, ia merasa heran. Ada secercah asap yang menggantung di udara. Sekitar 1,8-2 m di atas permukaan lantai. Ia pun mengucek-mengucekkan matanya. Ketika ia membuka mata, asap itu telah menghilang.
***