Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor

Hantu Mantan dan Mami Lurah

29 September 2024   00:19 Diperbarui: 29 September 2024   00:46 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Nafisa? Apa hubungannya dengan Nafisa? Sudah jelas hantu kepala itu mengejar Mami," ujar Pak Lurah yang selalu sensitif jika gebetannya disinggung.

            "Benar, Pak Lurah. Calon suami Bu Nafisa mengalami kejadian tragis. Kepalanya terjepit pintu lift," kata Vina.

            Nafisa gelagapan. Sebenarnya, ia mengenali wajah Roy. Tapi, ia takut untuk mengakui segalanya. Apalagi di hadapan Pak Lurah. Bisa hilang tambahan penghasilannya selama ini. "Aku tak mengenal hantu kepala itu. Lagipula aku tak memiliki bekas luka di pinggul kiri."

            Roy berdecak kesal. "Ah, aku yakin benar tewasnya diriku berkaitan dengan bekas luka di pinggul kiri seorang perempuan."

            Rozy teringat sesuatu. "Mami Lurah, bukankah Mami pernah cerita bahwa Mami menabrak seseorang yang bersepeda hingga jatuh terpental?"

            Bu Lurah mengangguk. "Iya, Rozy. Kejadian itu beberapa bulan yang lalu. Saat itu Mami sedang jogging. Sepeda itu menikung cepat dan menabrak Mami. Tapi, malah pesepeda itu yang jatuh dan gegar otak. Gamis kesayangan Mami robek-robek. Setang sepeda itu melukai pinggul kiri Mami cukup dalam hingga lukanya berbekas.Tapi, apa kaitannya dengan masalah ini?"

            Vina bertepuk tangan. "Rozy hebat. Otak cemerlang. Tak bisakah kalian semua melihat kaitannya?"

            Pak Lurah mendengus tak senang. "Aku yakin ini semua fitnah untuk Nafisa. Kasihan Nafisa. Lihatlah wajahnya yang pucat pasi!"

            "Hantu ini tercampur ingatannya antara kejadian ia tewas dan kejadian ia saat ia gegar otak karena menabrak Mami Lurah," jelas Vina.

            "Kalau begitu seharusnya hantu kepala ini berkomunikasi dengan Nafisa, bukan diriku," ujar Bu Lurah penuh kemenangan. "Nafisa, mengapa kau tak mau mengaku juga?"

            Nafisa menangis. Pertahanan dirinya hancur. "Roy, aku tak pernah bermaksud menjadi penyebab tewasmu secara tak langsung. Aku dan sahabatmu, Deo, hanya menjalani hubungan tak serius. Aku akui aku memang materialistis dan tergiur barang-barang mahal pemberian Deo. Tapi, yang kucintai itu kau, Roy. Walaupun kau mungkin tak mempercayainya. Aku mencintaimu. Maukah kau memaafkanku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun