Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jurnal Hantu, Bab 28 - Pembunuh Berantai

25 September 2024   08:01 Diperbarui: 25 September 2024   08:03 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JANGAN TINGGALKAN AKU!

HUUUAAA...

Nah, sekarang terdengar jeritan dan rintihan dari sisi kanan Ranko. Ia bergegas tanpa mempedulikan. Ia sudah terlalu terbiasa mendengar rintihan hantu baik hantu perempuan maupun hantu pria. Malam ini ia ingin segera pulang dan minum cokelat panas bersama ayahnya dan Pak Rangga, sang asisten ayahnya yang setia.

JANGAN PERGI!

KAU SATU-SATUNYA HARAPANKU!

IA AKAN MEMBUNUHKU...

AAARGH...

Kalimat terakhir jeritan itu menyadarkan Ranko bahwa yang memohon pertolongan ialah seorang gadis dan bukanlah hantu perempuan seperti yang ia duga sebelumnya. Otomatis, ia menoleh ke belakang dan disuguhi pemandangan yang sangat mengerikan.

 

Dalam temaramnya lampu jalan, tampak seorang gadis tersungkur di trotoar. Di punggungnya yang bersimbah darah tertancap sebatang pipa besi. Gadis itu pitak. Persis seperti kisah pembunuhan beruntun yang diceritakan Tuan Kamizawa, ayahnya Ranko. Massacre-kah?

Jantung Ranko berdebar keras. Ia celingukan. Sang pembunuh pasti masih berkeliaran di sekitar gang ini. Ia membungkuk dan meraih gadis tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun