"Memapah apa? Pikiran Adik normal, kan?" Tanya sang pengemudi dengan bingung.
Ranko terkesiap dan menoleh. Nihil. Hanya kekelaman malam yang menjawab pertanyaan yang ada dalam benaknya. Ah, lagi-lagi ia diperdaya oleh hantu!
"Bagaimana, Dik? Kita jadi berangkat."
Ranko menganggukkan kepala. Sungguh malam yang ganjil. Belum pernah ia melihat hantu sepadat manusia seperti hantu gadis tadi. Ia merinding. Jangan-jangan gadis itu korban pembunuhan berantai.
Ranko tak pernah tahu. Hantu gadis itu tersenyum. Ia membuat dirinya kasat mata dan terbang mengikuti Ranko dan si pengemudi motor. Apa yang akan terjadi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H