***
"Pak, biarkan saya masuk. Sahabat saya sedang dalam bahaya," kataku gusar.
"Saya tak akan tertipu pada pemuda sepertimu. Kau pasti ingin berbuat mesum di hotel ini, ya? Maaf, Dik. Hotel Heart ini hotel terpandang dan tidak mentoleransi perbuatan mesum."
"Tama, tolong halau sekuriti ini. Aku akan mencari Ranko."
Tama mengganggukkan kepala. Mata abu-abunya bersinar terang. Ia melompat ke wajah sekuriti yang malang.
"Aduh, dari mana datangnya kucing hitam ini?"
Aku memanfaatkan kesempatan itu dan menyelinap ke dalam hotel. Sembari mencari no kamar Ranko, tiba-tiba pandanganku tertumbuk pada taman cantik yang terletak di tengah hotel. Taman itu terang benderang hingga aku bisa melihat Ranko sedang duduk di atas rumput.
Aku segera menghampirinya. Ranko sedang berbicara sendiri.
"Ranko, apa yang sedang kau lakukan di sini?"
"Ray, kau datang terlambat sekali," seru Ranko sembari terisak. Ia langsung memelukku. Hey! Aku dipeluk gadis yang diam-diam kusukai.
Dengan ragu-ragu, aku balas memeluknya. "Maafkan aku. Sesegera mungkin aku datang ke sini begitu kau misscall. Memangnya ada apa?"