TOK TOK.
"Mia, kaukah itu?" Tanya Ranko. Ia kembali mengintip dari lubang intip. Tapi, lorong di depan kamar Ranko lengang. Ia pun memutuskan untuk tidur. Tapi baru setengah jam terdengar suara Mia sayup-sayup memanggilnya. Suara itu terdengar seperti berada di dalam dinding.
Ran...Ranko...
RANKO....
Ini Mia
Ranko membuka matanya. Akhirnya, Mia datang juga. Ranko pun membuka pintu dan celingukan. Tapi, tak ada siapa pun. Tepat saat Ranko hendak menutup pintu kamar, suara Mia kembali terdengar.
"Ranko, aku ada di taman. Kemarilah! Di sini indah sekali."
"Tunggu sebentar. Aku ambil cardigan dulu," sahutku sembari menyambar cardigan putih kesayanganku.
Taman Hotel Heart memang tampak indah di malam hari, tapi sangat lengang. Lampu-lampu lampion menambah romantis suasana. Ranko berpikir. Coba Mia datang dari tadi. Tentu kami minum kopi berdua di gazebo cantik dekat kolam ikan tersebut.
Ranko melangkah di jalan setapak yang sisi-sisinya dipenuhi tanaman bunga tulip berwarna merah muda. Ia sudah mengelilingi taman ini, tapi sosok Mia tak tampak. Apa suara Mia tadi hanya halusinasi atau ia sedang bermimpi? Ketika Ranko memutuskan untuk kembali ke kamar hotelnya, ia kembali mendengar suara Mia.
"Ranko, aku ada di sini."