Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jurnal Hantu, Bab 18 - Pocong Hotel Bagian 1

18 September 2024   23:41 Diperbarui: 19 September 2024   00:22 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

TOK TOK.

"Mia, kaukah itu?" Tanya Ranko. Ia kembali mengintip dari lubang intip. Tapi, lorong di depan kamar Ranko lengang. Ia pun memutuskan untuk tidur. Tapi baru setengah jam terdengar suara Mia sayup-sayup memanggilnya. Suara itu terdengar seperti berada di dalam dinding.

Ran...Ranko...

RANKO....

Ini Mia

Ranko membuka matanya. Akhirnya, Mia datang juga. Ranko pun membuka pintu dan celingukan. Tapi, tak ada siapa pun. Tepat saat Ranko hendak menutup pintu kamar, suara Mia kembali terdengar.

"Ranko, aku ada di taman. Kemarilah! Di sini indah sekali."

"Tunggu sebentar. Aku ambil cardigan dulu," sahutku sembari menyambar cardigan putih kesayanganku.

Taman Hotel Heart memang tampak indah di malam hari, tapi sangat lengang. Lampu-lampu lampion menambah romantis suasana. Ranko berpikir. Coba Mia datang dari tadi. Tentu kami minum kopi berdua di gazebo cantik dekat kolam ikan tersebut.

Ranko melangkah di jalan setapak yang sisi-sisinya dipenuhi tanaman bunga tulip berwarna merah muda. Ia sudah mengelilingi taman ini, tapi sosok Mia tak tampak. Apa suara Mia tadi hanya halusinasi atau ia sedang bermimpi? Ketika Ranko memutuskan untuk kembali ke kamar hotelnya, ia kembali mendengar suara Mia.

"Ranko, aku ada di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun