Hantu Lampor menggila. Pintu kamarku digedor begitu keras. Aku heran tak ada tetangga yang merasa terganggu.
        "RAY....RAY! BUKAKAN PINTU! KAU TAK KASIHAN PADA KAKEKMU YANG KEDINGINAN?"
        Ting! Hp-ku berdenting, pertanda ada pesan WhatsApp masuk.
Pak Dira: Nak, kau tak apa-apa? Bapak khawatir sekali.Â
 Aku: Tenanglah! Bapak jangan keluar dari kamar, ya. Aku akan memberantas hantu berisik ini.
 Pak Dira: Okay. Hati-hati!
        Tak lama kemudian, hantu tersebut menggedor pintu kamar Pak Dira dan menirukan suara istri Pak Dira, "DIRA! DIRA! BUKAKAN PINTU. AKU ASTI, ISTRIMU YAN CANTIK. JIKA KAU TAK MEMBUKAKAN PINTU, AKU AKAN MENCERAIKANMU."
        Waduh! Ancaman Lampor ini sungguh maut. Ia tahu pasti apa kelemahan Pak Dira.
 Ting!
 Pak Dira: Nak, aku takut sekali. Benar kau bisa membasmi hantu ini? Hantunya menirukan suara istriku. Sekarang ia cekikikan.
 Aku: Percayalah, Pak. Aku belum pernah gagal membasmi hantu.