Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam Siti Khaerani

14 Agustus 2024   10:06 Diperbarui: 14 Agustus 2024   10:16 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jadi, kau mau ke mana?"

"Aku ada janji dengan Ridho."

"Umi tak suka kau bergaul akrab dengannya."

Siti memeluk ibunya dengan penuh kasih sayang. "Umi, jangan terlampau banyak pikiran! Nanti darah tinggi Umi kumat. Aku dan Ridho hanya teman biasa."

"Teman biasa, tapi hampir tiap hari pergi bersama."

"Namanya juga teman sekolah."

"Ibu tak setuju kau berhubungan dengan Ridho. Mengapa kau tak bergaul dengan Amir, anak Ustaz Ibrahim? Ia religius dan baik hati. Wajahnya pun sangat tampan."

Siti mendengus. "Ia membosankan. Persis burung hantu. Selalu saja menjaga tutur katanya!"

"Siti Khaerani! Anak gadis tak boleh bermulut tajam. Nanti kau berat jodoh," ujar Bu Nacih sembari mengusap lembut rambut panjang anak gadis kesayangannya.

"Habis Umi yang mulai duluan. Aku juga tak suka dipanggil Siti. Lebih baik Rani yang jauh lebih modern," rajuk Siti.

"Nama Siti itu bagus. Almarhum bapakmu sendiri yang memilihkannya," ucap Bu Nacih sesabar kura-kura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun