"Aku jual ayam pitik goreng, sambal, sayur bening, dan nasi. Ayamnya segar, baru dipotong tadi pagi. Umur ayam kampungnya masih muda sehingga dagingnya empuk dan manis," jawab sang nenek.
"Kalau begitu, aku beli ayam gorengnya 1 ekor, sayur bening, dan nasi," kata Ibu.
Nenek tersebut tersenyum dan memperlihatkan giginya yang agak merah karena terbiasa makan sirih.
Lauk pauknya sederhana, tapi sangat nikmat. Ayamnya digoreng garing. Sayur beningnya berupa oyong, daun melinjo, dan tetelan daging, tapi rasanya segar dan tidak terlampau manis. Sambalnya pun cukup pedas dan gurih.
"Bagaimana masakanku, Nak?" Tanya sang nenek.
"Sedap sekali, Mbok," jawab Ibu. "Aku mau beli makanan sebagai bekal."
"Aduh, tidak ada, Nak. Sudah habis. Nenek hanya masak sedikit."
Ketika perjalanan pulang, Ibu ingin kembali mengunjungi warung makan yang terletak di area terpencil dekat Desa Trowulan, Jawa Timur, tersebut sehingga mobil menempuh jalur yang sama dengan keberangkatan. Tapi, warung tersebut lenyap begitu saja. Walaupun ditanyakan ke warga sekitar, tidak ada yang mengetahui warung tersebut. Untungnya, tidak ada yang sakit perut setelah menyantap hidangan dari warung misterius tersebut.
Creepypasta 18. Tersesat.
"Kimmy dan Dani, tolong tunggu resep untuk Paman yangakan diberikan perawat di loket itu," pinta Ibu. "Nanti kalian menyusul Ibu di ruang rawat inap Anggrek nomor lima. Ibu masih mengurus administrasi perawatan Paman."
Aku  (9 tahun) dan adikku, Dani (5 tahun) mengangguk dengan patuh. Kemudian, Ibu pun pergi bersama Paman yang rebahan di atas brankar yang didorong seorang perawat pria.