Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Jinnie Panci

25 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 26 Juni 2024   01:38 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

"IYA. IYA. AKU AKAN BERTANGGUNG JAWAB MENGGANTINYA."

"SEKARANG! GANTI SEKARANG!" Jerit mereka sekompak cheerleaders.

"SABAR, IBU-IBU. PASTI AKU GANTI RUGI. AKU INI SEDANG PATAH HATI. KALIAN TAK BERPERASAAN!" Teriak Vino sembari menutup daun jendela kamarnya.

"HUUUU!" Balas para ibu dengan gemas.

***

"Jinnie, aku  menyadari bahwa aku salah. Dua permintaan berlalu dengan sia-sia karena aku begitu egois. Permintaan pertamaku tak berjalan sebagaimana mestinya karena banyak panci yang kembali rusak sehingga banyak pelanggan yang mencaci maki. Permintaan kedua pun berakhir dengan kandasnya cintaku. Semua ini karena aku hanya mementingkan kebahagiaanku. Aku tak pernah memikirkan kebahagiaan orang lain seperti pamanku yang tegas, tapi baik hati padaku dengan caranya sendiri. Jadi, permintaan terakhirku ialah aku ingin pamanku berbahagia," ujar Vino penuh perasaan.

Jinnie tersenyum lebar mendengar permintaan Vino yang terakhir. Kemudian, ia berkata, "Baiklah, Jinnie akan mengabulkan permintaan terakhir Tuan Majikan."

Tiba-tiba sosok Jinnie ditelan gumpalan asap hijau yang entah dari mana sumbernya. Diiringi bunyi ledakan besar, gumpalan asap tersebut memudar dan menghilang. Tampak sesosok gadis yang cantik jelita dengan raut wajah khas Timur Tengah.

"Siapa kamu?" Tanya Vino.

"Aku Jinnie yang sudah menjadi manusia. Sekarang hubungan kita bukan lagi hubungan antara tuan dengan budak jin. Terima kasih banyak Vino sudah membebaskanku."

"Tapi, aku memohon kebahagiaan pamanku, bukan memohon kebebasanmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun