Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Jinnie Panci

25 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 26 Juni 2024   01:38 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Paman menertawakanmu bukan karena kamu pacaran dengan seorang pria, tapi tingkahmu begitu lucu. Bukan salahmu jika Adelia berbohong. Jadi, kamu tak perlu segan."

"Tapi, aku merasa bodoh sekali.Aku tertipu begitu saja. Aku juga takut diriku berubah menjadi tak normal."

"Vino, kau tahu apa yang salah dengan dirimu?"

Vino menggelengkan kepala.

"Kamu seringkali berpikir terlampau jauh. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Jadikan hal ini sebagai pengalaman berharga dalam hidupmu bahwa cinta itu jangan hanya memandang fisik."

Vino tercenung mendengar nasehat Paman Malik. Tapi, petuah berharga itu ternodai senyum nakal dan ledakan kata-kata Paman Malik, "Tidak semua pria seberuntung dirimu, yaitu berpacaran dengan hermafrodit."

"Ah, Paman. Sebenarnya, Paman senang ya aku susah seperti ini," seru Vino kesal.

***

"VINO...VINO. ANAK NAKAL. GANTI PANCIKU!" Jerit Bu Ida.

"IYA, BENAR. PANCI APA INI? BOCOR!" Timpal Bu Donna.

"KAMI MINTA GANTI RUGI. GANTI RUGI. GANTI RUGI," teriak para ibu yang kompak berbaris di halaman rumah, tepat di bawah jendela kamar Vino. Pemandangan garang para ibu berdaster dengan berbagai motif dan mengacungkan panci berwarna-warni sungguh mencekam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun