"I-iya, bu. Uhuk' aku meminum segelas air yang ibu tuangkan
"Gimana hasil wawancara tadi? Lancar?"
"Alhamdulillah, lancar bu"
"Syukur kalo lancer. Semoga nanti ada kabar baik ya. Ibu berharap banget lho Rin"
"Iya, bu. Aku juga berharap bisa diterima kerja kali ini. Doain ya bu"
"Iya, aamiin"
Ibu melihatku sekilas sambil tersenyum kecil. Tangannya sangat cekatan mengambil nasi dan lauk pauknya. Sejenak terlintas sesuatu dalam pikiranku. Aku teringat undangan reuni dengan teman-teman satu jurusan kuliah. Mulutku mengunyah dengan cepat dan meneguk sedikit air agar lebih mudah menelan makanan yang dikunyah. Dengan sangat hati-hati aku memberanikan diri meminta izin dari ibu untuk bisa ikut reuni.Â
Selama beberapa bulan ini aku memang jarang atau bahkan hampir tidak pernah keluar rumah sekedar untuk jalan-jalan. Keluar pun hanya jika ada wawancara kerja. Malu rasanya jika harus meminta uang saku untuk jalan-jalan atau main dengan teman-temanku. Karena aku sadar, aku masih belum bisa membiayai diriku sendiri dan hanya bergantung dari orangtua.Â
Sejenak aku perbaiki posisi duduk, dan meminum seteguk air. Sambil menarik napas perlahan aku mulai memberanikan diri untuk meminta izin.
"Emm, ibu. Aku mau ngomong sesuatu" Ibu masih diam dan sibuk merapikan wadah sayur. "Bu, aku mau minta izin ibu" baru mengeluarkan beberapa kata rasanya sudah mendebarkan.
"Izin apa?" tanya ibu