Keuntungan dalam Saham
Terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
1. Dividen
Dividen ini adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan dan berasal dari keuntungan yang didapat perusahaan. Dividen ini diberikan setelah mendapati persetujuan pemagang saham. Jika seorang pemegang saham ingin meperoleh dividen, maka pemegang saham itu harus memegang saham dalam waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada daalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapat dividen. Dividen yang dibagikan ini dapat berwujud dividen tunai yang artinya kepada setiap orang pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam bentuk rupiah tertentu untuk masing-masing dari saham atau dapat juga berupa dividen saham yang artinya kepada setiap orang pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang seseorang punyai akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham ini.
2. Capital Gain
Capital Gain ini adalah selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terjadi karena adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya: ada seorang investor membeli saham Mie Instan dengan harga per saham Rp 4000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 5000 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapat capital gain sebanyak Rp 1000 untuk setiap saham yang ia jual.
Contoh Kasus Saham Syariah
Sebanyak 13 Saham Syariah Saat Resesi: Studi Kasus 2008 dan 2015
Tahun 2008 adalah salah satu saat yang paling mengkhawatirkan bagi pelaku pasar modal dalam kurun waktu 10 tahun terkahir ini. Pada saat itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok atau turun sebanyak 60% lebih banyak dari harga tertingginya yang tercetak pada awal tahun tersebut. Saham-saham unggulan atau terbaik pun berjatuhan bahkan ada yang sampai beberapa di antaranya belum kembali ke harga tertingginya sampai hari ini.
Tak luput juga dengan saham-saham yang tergabung dalam indeks JII (Jakarta Islamic Indek) saat itu.dari 30 saham yang bergabung dalam JII tahun tersebut, 13 diantaranya masuk juga perhitungan JII saat ini.
Bagaimana dengan performa mereka disaat IHSG kembali meluncur tajam di tahun 2015? Meski tidak terlalu jauh seperti tahun 2008, namun penurunan IHSG sebesar hampir 25% sejak mencetak rekor tertinggi April lalu berimbas pada anjloknya harga saham-saham syriah yang bergabung dalam Jakarta Islamic Indek.