Mohon tunggu...
Silvia Ayudia Noorty
Silvia Ayudia Noorty Mohon Tunggu... Editor - A Mom, A Sr. Editor, Writer

Suka nulis, suka belanja, cita-cita kaya raya ❤️

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tangerang, 20 Tahun yang Lalu...

2 September 2015   14:53 Diperbarui: 2 September 2015   14:56 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu nya pun ikut melahap tebu di piring plastik itu, kami bertiga seolah sedang berada tempat makan mewah dengan hidangan lezat yang menggugah selera. Tak ada minum saat itu, namun Cupling memang bocah yang penuh kharisma, ia mencairkan suasana dengan lelucon yang membuat ibunya tertawa dan aku pun demikian. Sambil sesekali ibu nya mengelap ingus Cupling dengan daster batik nya yang dibagian pundak nya sobek sedikit.

Ibu Cupling memang pendiam dan tidak banyak bertanya kepadaku sebagai teman Cupling, seolah ia melihatku sebagai anak yang baik dan polos serta layak menjadi teman Cupling.

.....

Kehidupanku di Tangerang menjadi riang dengan bertemu Cupling, seorang pemulung kecil dan polos serta berteman dengan sampah-sampah yang bau. Ia sangat unik dan terlihat santai dengan kehidupannya yang miris, dengan rumah kardus sebagai tempat perlindungannya dari hujan dan terik matahari. Aku salut dengan anak kecil ber ingus ini.

Sesekali kami juga memancing di sungai kecil dekat rumahku, tak ada ikan yang layak disana, kami hanya basa-basi mengisi waktu dengan memancing ala anak-anak kampung lain.

Hal lain yang menyenangkan adalah ketika kami berlarian di jalanan kampung yang sepi, dan menyaksikan Cupling saat buang air kecil di semak-semak, air kecing nya yang panjang bisa Aku jadikan terowongan dan Aku membungkuk di sana. Cupling selalu tertawa terbahak-bahak saat hal itu Aku lakukan.

   Setiap hari kami menjadi petualang di kampung, memulung, berlarian dan memancing di sungai . Semua jalanan kampung adalah singgasana kami, kami bebas tertawa dan berlarian disana.

   Saat ini, Aku tak tahu bagaimana keadaan Cupling, bagaimana keadaan keluarga dan rumah kardusnya. Aku telah berada di kehidupan yang baru, Aku pindah dari Tangerang saat persahabatanku dengan Cupling menginjak usia 2 tahun. Orang tua ku memilih tinggal di Jawa Tengah, tempat kakek dan nenekku.

   Hanya memori mengasyikan dengannya yang bisa Aku jadikan pelipur rindu pada Cupling, dengan mengingat kepolosan serta kekonyolannya, seolah Aku kembali pada masa-masa indah bersama sahabat ingus ku, Cupling.

 

Note : sertakan link jika ingin mengopy ya :)

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun