Pentingnya penelitian hadits memiliki urgensi hukum, yaitu:, mengenai status hadist yang menjadi sumber hukum Islam II; kedua, mengenai dengan historis hadits. Argumen sejarah ini termasuk alasan mengapa tidak semua hadits itu ditulis pada zaman Rasulullah SAW, bahkan banyak yang memanipulasi dan pemalsuan hadits, yang dimana proses kodifikasi hadits berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Penyusunan hasits ialah, pencatatan, pengakumulasian serta pencetakan hadits rasul yakni perintah resmi dari khalifah, tidak atas prakarsa individu dalam penggunaan individu. Hadits nabi disusun untuk melindungi rasul dari pemusnahan serta kehabisan, baik karena banyak perawi yang menghafal hadits yang sudah mati maupun karena hadits palsu mengacaukan keberadaan hadits Nabi Muhammad SAW.
Untuk penelitian matan hadits, biasanya bisa dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan simantik serta dari sisi kandungannya. Meski begitu, pendekatan simantik ini sulit untuk dilakukan, sebab hadits-hadits yang telah diturunkan kepada mukharrij yang telah melewati perawi dari berbagai generasi, budaya dan kearifan maupun kecerdasan. Hal inilah yang dapat merubah penggunaan serta pemahaman suatu istilah. Meski begitu, pedekatan bahasa sangat dibutuhkan, sebab dalam menyampaikan suatu hadits selalu tersusun tepat serta dengan benar. Sellain hal tersebut, pendkatan bahasa juga bisa lebih menolong dalam mengerti akan isi petunjuk dari hadits yang bersangkutan. Kemudian penelitian matan hadits inii membutuhkan ppendekatan rasio, historis (sejarah) serta pinsip-prinsip yang menjadi pokok ajaran islam. maka dari itu, penelitian hadits ini apalagi terhadap hadits nabi SAW, hal ini sangat butuh untuk dilaksanakan oleh beberapa pakar ilmu, serta memiliki hadits maupun ilmu hadits dijadikan ilmu khusus keahlian mereka.
Kesimpulan
Secara bahasa sanad mempunyai arti " Bagian tanah yang tinggi". Namun dari segi terminologi, kata sanad merupakan yakni sederet perawi yang mengalihkan matan dari sumber utama. Sedangkan dari segi terminologi, kata matan memiliki beberapa definisi dan pada dasarnya memiliki arti yang sama, yakni lafal atau materi hadits itu sendiri. Misalnya dalam pengertian yang sangat sederhana, menyatakan bahwa matan ialah maksud atau tujuan sanad.
Tujuan utama meneliti sanad dan matan hadits adalah untuk mengetahui kualitas hadits karena sangat berkaitan dengan otentisitas (kehujjahan) suatu hadits.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H