Abstrak
Buku-buku yang berkisaran di kalangan masyarakat yang dirupakan sebagai pedoman bagi umat Islam tentang hadits yang sebagai sumber petunjuk dalam islam ditulis para ulama sesudah Nabi SAW tutup usia. Dan dalam selang waktu ketika nabi Muhammad SAW tutup usia dengan penulisan hadits, maka berbagai hal terjadi yang membuat sejarah sejarah hadits menghianati realitas Nabi, baik dari segi otentitasnya dan kemurniannya.
 Maka untuk melihat apakah tarikh dari segala macam hadits yang terkumpul dalam buku hadits, dapat diangkat sabagai hujah atau tidknya, maka harus diadakan penelitian. Yang nantinya kegiatan meneliti hadits ini tidak saja berkaitan dengan bahan berita dalam hadits yang sering disebut dengan matan hadits, namun pada segala hal yang berkaitan perawi hadits menyampaikan matan hadits pada kita semua.
 Keunggulan hadits butuh dikaji, namun bukan menyangsikan hadits rasulullah SAW , melainkan juga dilihat keterbatasan pada para periwayat hadits yang terkadang khilaf karena lupa atau terdorong karena suatu kepentingan. Kehadiran periwayat hadits ini sangat meyakinkan keunggulan suatu hadits, entah itu dari kualitas sanadnya hadits atau kualitas matan haditsnya.
Pembahasan
A.Pengertian Sanad dan Matan
1.Pengertian Sanad Hadits
Secara bahasa sanad mempunyai arti " Bagian tanah yang tinggi" (Ma Irtafa'a min al-Ardh), "Puncak Gunung" (Ma Irtafa'awa 'Ala min sathah al-jabal), "Naik" (Sha'ada), Sandaran (Mu'tamad).
Adapun pengertian sanad secara terminologi, beberapa ahli berpendapat tentang pengertian yang beragam, sebagai berikut:
.
Yakni sederet periwayat yang mengalihkan matan hadits dari sumber utama. Jalan inilah yang terkadang disebut sebagai sanad hadits, sebab periwayatnya mengandalkan untuk mengaitkan matan dengan sumbernya, dan terkadang karena hafidz bergantung pada penyebutan sanad untuk memahami validitas hadits sahih atau dhaif.