Mohon tunggu...
Sigit Sugiarto
Sigit Sugiarto Mohon Tunggu... Lainnya - PSM AHLI MUDA

SANTAI, TIDAK SUKA GOSIP,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibu dalam Kenanganku

6 Januari 2024   17:55 Diperbarui: 6 Januari 2024   17:55 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu hanya itu saja uang yang aku punya, dan aku berikan kepada ibu, aku tidak mempedulikan bagaimana nanti aku dijakarta, yang penting aku ingin menyenangkan hati ibu.

Beberapa tahun kemudian aku memperoleh pekerjaan dan bisa pulang setiap lebaran untuk sungkem dengan kedua orang tua, demikian juga kondisi ekonomi ibu sudah mulai membaik. Dalam setiap sungkeman lebaran hampir ibu selalu menangis dan mendo'akan aku, supaya lancar rejekinya, dan do'a baik lainnya.

"mak... kalau ada pekerjaan di kebumen dengan gaji tetap aku mau pindah ke kebumen,, biar dekat dengan orang tua ...."

Demikianlah suatu saat  aku berbicara pada ibuku.

"ya mudah-mudahan terkabul cita-citamu...."

Perbincangan itu selalu diulang-ulang ibu ketika kami bertemu

"mudah-mudahan dapat pekerjaan di kebumen ya ..... Mamak selalu berdo'a..."

"ya mak do'a nya..."

Karena aku sudah dapat pekerjaan dan penghasilan tetap, aku mulai berpikir untuk mencapai cita-citaku yang terpendam selama ini, yaitu menjadi sarjana.

Aku mengambil kuliah jurusan teknik informatika disalah satu perguruan tinggi di bekasi, aku selalu merahasiakan ke ibu ku ketika aku masih kuliah sambil bekerja, saat itu aku ingin memberikan kejutan ke ibu, aku ingin sekali  pulang-pulang aku mengajak ibu untuk wisuda sarjana.

Selesai kulaih aku mencoba peruntungan melamar pekerjaan di tanah kelahiranku,Kebumen. Segala usahaku untuk memperoleh pekerjaan di tanah kelahiranku sangat-sangat mudah, semua proses nya seperti ada yang menuntunku,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun