Mohon tunggu...
Hendra Permana
Hendra Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Profesi Jurnalistik: Tantangan dan Harapan

6 Juli 2022   23:24 Diperbarui: 6 Juli 2022   23:47 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negara menjamin jurnalis yang tersertifikasi. Seorang jurnalis yang memiliki sertifikasi dilindungi oleh hukum pers, jika terdapat aduan suatu kasus maka pihak kepolisian menyerahkan sepenuhnya kepada dewan pers. Jika dinyatakan bersalah, maka ia berlanjut diproses secara hukum, namun jika dinyatakan tidak bersalah oleh dewan pers maka selesai.

Peran Lembaga Pendidikan pada Profesi Jurnalistik

Lembaga Pendidikan harus banyak berkomunikasi dengan praktisi media, industri media, khususnya kampus yang memiliki program studi Komunikasi. 

Lembaga Pendidikan harus tahu persoalan dan tantangan di dunia kerja, harus banyak melakukan penelitian-penelitian di media-media mainstream dan media sosial. Sebuah kampus harus menjalin kerja sama dengan media massa, dengan demikian akan mengerti dan nyambung dengan kurikulum yang akan disusun sesuai dengan perubahan.

Peluang Jurnalistik

Profesi jurnalistik tidak terbatas menjadi seorang wartawan atau dibutuhkan oleh sebuah perusahaan media massa saja. Saat ini seperti Humas BUMN dan Humas BUMD kebanyakan berasal dari jurnalis. Ketika seorang Humas yang berlatar belakang Jurnalistik, ia akan dengan mudah dan baik dalam menyusun press release. 

Namun celaka bagi wartawan ketika menerima press release tersebut karena akan membuat wartawan jadi 'nyaman', apalagi diberikan kepada wartawan muda sehingga ia akan melihat potret jurnalistik seperti itu, tidak harus menggali, tidak harus mengivestigasi sebuah informasi.

Padahal histori sebuah press release itu adalah sebuah bantahan dari suatu organisasi, perusahaan atau pemerintah sebagai hak jawab dari suatu persoalan. Menitikberatkan pada klarifikasi. Tapi seiring waktu bukan untuk klarifikasi, melainkan sebuah konten untuk berita. Mengapa terjadi pergeseran? Karena yang membuat press release adalah wartawan.  Dulu dipakai untuk klarifikasi, sekarang dibuat untuk citra perusahaan.

Terkahir, Sandy memberikan pesan kepada pembaca agar selalu beradaptasi dengan teknologi, selalu beradaptasi dengan profesi dan pelajari histori contohnya histori jurnalistik. Diingat kembali jurnalistik hadir untuk apa, dari mana hadirnya, targetnya seperti apa. Dengan demikian akan timbul kebanggaan dan integritas atas profesi.

(Oleh: Hendra Permana, Mahasiswa S1 Komunikasi Universitas Siber Asia)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun