Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Keputusan di Halte

2 Juli 2024   20:43 Diperbarui: 12 Juli 2024   17:58 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan di Halte | sumber gambar pixabay.com/CHÂU VIỄN

"Ya, Bu, jangan khawatir, aku baik-baik saja. Aku belum punya waktu menelepon Jo, nantilah. Tidak apa-apa. Aku cuma lelah. Baiklah, sampai nanti. Aku juga menyayangimu."

Sesaat setelah Mariah mengakhiri percakapannya, ponselnya kembali berdering. Nama "Jo" muncul di layar. Wajahnya berubah tegang. 

Entah mengapa panggilan itu menyerupai teror gelap yang menghantuinya. Ia merasa seperti terperangkap dalam suatu belenggu yang sulit dilepaskan.

Ponsel terus berdering dengan nama yang sama dan membuatnya tidak mampu berpikir jernih. Dadanya sesak dan jantungnya berdegup tidak beraturan. 

Ia tidak berani menyentuh layar ponsel untuk menjawab, takut kalau Jo akan banjir emosi yang mungkin mengikutinya seperti gelombang dahsyat tak terkendali. Tanpa tahu apa yang harus dilakukan, ia justru berjalan cepat-cepat menjauhkan diri dari halte.

Perempuan muda yang mengamati tingkah laku Mariah tiba-tiba berteriak.

"Hei! Kopermu ketinggalan!"

Namun, Mariah malah berjalan makin cepat, bahkan berlari, seolah-olah dikejar bayangannya sendiri. Perempuan muda yang melihat gelagat aneh Mariah berusaha menyusulnya, membawa koper itu sambil terus berteriak.

"Tunggu! Kopermu!"

Mariah tersentak dan berhenti berlari saat tangan perempuan itu berhasil meraih punggungnya, tetapi segera ia tepis. Dalam kekacauan itu, koper terlempar dan terbuka. 

Perempuan muda itu pun membelalakkan mata ketika melihat koper Mariah ternyata kosong, tidak ada isinya sama sekali. Aneh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun