Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Payah

3 Juli 2023   13:07 Diperbarui: 10 Juli 2023   03:45 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Grey, bagaimana kalau kita menghabiskan waktu bersama-sama suatu hari nanti?"

"Boleh saja, tapi aku tidak yakin apakah aku punya waktu untuk itu atau tidak. Sampai jumpa."

Aku kembali ke ruanganku dan menghadirkan kembali keheningan yang tertunda. Berteman alunan musik syahdu, kesunyianku malam ini ingin kunikmati sendiri saja.

Beginilah yang aku tahu. Setiap orang memiliki kecenderungan berpikir sama ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan. Masing-masing merasakan beban sendiri lebih berat daripada milik orang lain. Itu lumrah saja, sampai saatnya seseorang itu berhasil menemukan penghancur bebannya dan mengambil kesimpulan bahwa ternyata konflik yang dialaminya tidak semengerikan dari apa yang dibayangkan.

Haris sudah bertemu penghancur bebannya dan dia mungkin merasa lebih baik, sementara aku? Aku bahkan tidak mampu mengatasi permasalahan hidupku sendiri---sungguh ironis.

Bertumpuk-tumpuk permasalahan datang menghantamku sejak berbulan-bulan lalu dan aku sudah tidak mampu lagi mengurainya satu per satu. Tidak ada orang yang tepat untuk kuajak berbicara, tidak ada dukungan dari siapa pun, tidak ada yang peduli, jalanku buntu, dan cara pandangku sudah tidak mungkin berubah---menyerah. Ya, aku menyerah karena lelah.

Seutas tali tambang masih tergantung di besi melintang penyanggah langit-langit ruangan. Ujung simpulnya membentuk lubang sekepala. Ia seolah-olah menunggu dengan tidak sabar untuk menjadi saksi terakhir terhadap usainya kisah perjalanan hidup tiga puluh sembilan tahun seorang pria kesepian yang ternyata bermental payah.

--- 

- Shyants Eleftheria, Life is a Journey -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun