Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Payah

3 Juli 2023   13:07 Diperbarui: 10 Juli 2023   03:45 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menepuk-nepuk pundaknya, lalu menunjuk-nunjuk radio-tape yang terus menyala agar dia mematikan kegaduhan musiknya. Akhirnya, dia mengambil remot yang tergeletak di atas meja dan menekan tombolnya---senyaplah kemudian.

Dia terdiam, lalu mengempaskan tubuhnya di atas sofa abu-abu di belakangnya. "Hanya ini caraku untuk menenangkan diri," katanya.

Menenangkan diri? Bagaimana bisa dia memperoleh ketenangan dari musik yang hingar-bingar? Gelas-gelas dan piring-piring kotor pun bahkan bertumpuk di atas meja. Sebilah pisau dapur tergeletak di lantai. Sampah-sampah makanan berserakan di sana-sini, baunya menguar tidak sedap. Rasa-rasanya sungguh konyol apabila dia mendapatkan keadaan tenang dalam kekacauan yang diciptakannya sendiri ini. Pastilah ada suatu persoalan.

"Hei, Bung! Kau baik-baik saja?"

Pria ini lebih memilih menenggak minumannya daripada menjawab pertanyaanku.

"Kau pikir minuman akan membantu memperbaiki masalahmu? Dengar, tidak semua orang bahagia sepanjang waktu. Kita semua punya masalah. Beberapa bahkan lebih besar dari yang lain, tapi---"

"Berhentilah mengoceh memberiku petuah. Kau tidak tahu keadaanku jauh lebih buruk."

Emosiku mengendur. "Apa yang kau alami?"

Aku menawarkannya untuk bercerita jika dia tidak keberatan. Dia melihatku, mungkin memastikan diri apakah aku orang yang bisa dipercayanya atau tidak. Bahuku mengendik---terserah saja.

Dia mulai memberitahukan tentang bagaimana beratnya di-PHK dari pekerjaan yang telah mapan, seminggu lalu. Keadaan itu jelas membuatnya bingung perihal bagaimana harus membayar sewa apartemen, menutup utang-utang, serta memenuhi kebutuhan lainnya.

Meski demikian, katanya, dia tetap berupaya untuk tidak panik dan mencoba berkata kepada diri sendiri bahwa semuanya baik-baik saja. Ya, segalanya akan beres dengan sendirinya. Dia percaya akan menemukan pekerjaan baru dan kembali normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun