"Penampilan Ayah buruk sekali."
"Ayah terburu-terburu."
"Jadi, apa yang membuat Ayah jauh-jauh ke sini dan masuk lewat jendela?"
"Ponselmu mati, Suzan. Ayah hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja."
"Oh, Ayah, aku sudah dewasa. Bisakah Ayah percaya kepadaku? Kepalaku sakit, tapi tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat tanpa gangguan apa pun."
"Ya, maafkan Ayah."
Suzan lalu menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku mengelus kepalanya. Bagaimanapun, aku masih menganggap dia putri kecilku meski caraku salah. Namun, sebagai ayah, aku hanya ingin melindunginya. Itu saja.
Aku teringat satu film "Mathilda", kisah seorang gadis kecil dengan kekuatan khusus. Film itu membuka mataku, terutama di bagian seorang ayah yang berkata kepada gadis kecil itu. "Aku besar, kamu kecil, tetapi kesalahan bukan tentang siapa yang besar atau kecil. Aku berterima kasih dari lubuk hatiku, Anakku, sebab tanpa kamu, aku tidak bisa menjadi seorang ayah."
--Shyants Eleftheria, Life is a Journey--
Sekelumit tentang diri:
Shyants Eleftheria adalah seseorang yang ingin dikenal melalui tulisannya saja. Penyuka hitam dan putih ini pun hanya ingin membebaskan pikirannya dengan menulis tema apa pun yang disukainya tanpa terbebani oleh keharusannya menulis.Â