Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Aku Hanya Ingin Melindungimu

12 Mei 2023   23:45 Diperbarui: 14 Mei 2023   22:27 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kedekatan hubungan ayah dan anak perempuannya| by pixabay

"Menghubungi Suzan tengah malam begini?"

"Setidaknya dia menjawab pesanku atau meneleponku sebentar sekadar memberitahukan apa yang sedang dilakukannya."

"Astaga! Kamu selalu saja berlebihan. Tidakkah kamu pikir dia sudah tidur pulas sama seperti yang orang-orang lakukan? Ayolah, jangan konyol. Semua baik-baik saja."

Istriku kemudian berbalik mengempaskan badannya sehingga posisi tidurnya memunggungiku. Aku dibuatnya kesal lagi karena dia sering kali menganggapku begitu, berlebih-lebihan. Padahal, menurutku, sudah sepantasnya seorang ayah memikirkan keadaan anaknya, di mana pun dan kapan pun.

Bayangan akan kehidupan malam di perkotaan, kehingar-bingarannya di klub-klub bebas, terutama di akhir pekan malam-malam, membuatku kalut. Banyak orang mencari hiburan di sana setelah berhari-hari penat dengan beragam aktivitas dari pagi hingga petang.

Maksudku, aku tidak bisa memantau keadaan Suzan sepenuhnya. Bagaimana jika seseorang yang tidak dikenalnya atau mungkin temannya sendiri---dia selalu memberitahuku siapa saja teman dekatnya---melakukan rayuan maut supaya dia melakukan sesuatu yang gila, misalnya, pergi ke pesta seks atau ke pesta narkoba hingga larut malam? Itu bisa saja terjadi walaupun sebenarnya aku yakin bahwa Suzan, putriku satu-satunya ini, tidak akan melakukan hal-hal yang dia sendiri tahu risiko besarnya.

Akan tetapi, tetap saja pikiran buruk tentang kemungkinan-kemungkinan buruk pun terus berputar-putar di kepalaku. Kehidupan di luar teramat kejam. Berita-berita tentang perilaku anak-anak muda yang terjebak ke dunia kelam acap kali kudengar. Tentu saja faktor utama yang paling disorot adalah peran orang tua mendidik mereka. Maka aku tidak ingin Suzan terjebak seperti itu.

Aku sudah tidak berminat tidur dan memilih keluar kamar menuju teras belakang. Sebatang rokok kuisap dalam-dalam. Ketika kuembuskan satu napas panjang, asap-asap berkepulan. Malam makin pekat. Suara burung malam dan lolongan anjing samar-samar terdengar beriringan seolah-olah dua jenis hewan itu hendak menyatukan nada.

Kembali aku mengecek ponsel kalau-kalau ada balasan dari Suzan, tetapi masih tidak ada, sedangkan jawaban yang kudapat ketika meneleponnya adalah "Nomor yang Anda panggil sedang tidak aktif. Cobalah lagi nanti."

Kemungkinan terjadi sesuatu yang tidak beres muncul di benakku. Maka terpikir olehku untuk menelepon seorang temannya--dan itu berhasil.

"Ya, Om, aduh, maaf, aku berada di tempat yang ramai. Ada apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun