Semua deretan konten di sosial media (Feed) tersebut memang dirancang untuk candu. Algoritma untuk mendeteksi konten yang akan dimunculkan sengaja dikembangkan dan terus menerus diperbarui sehingga sesuai dengan minat pengguna dan mempertahankan mereka selama mungkin di platformnya.Â
Dahulu Facebook dan Instagram kebanyakan menampilkan konten dari akun yang sudah kita ikuti (follow). Namun penulis menyadari kalau sekarang ini, terutama Facebook, semakin sering menampilkan halaman yang tidak pernah kita ikuti namun memang sesuai dengan minat kita. Bila kita mengikuti halaman tersebut, maka halaman tersebut menjadi jarang ditampilkan. Sebaliknya halaman lain yang belum kita ikuti yang kemudian akan ditampilkan.Â
Walaupun video-video yang ditampilkan di platform Facebook tidak sependek di TikTok, namun algoritma yang terus-menerus menampilkan halaman-halaman baru yang belum kita ikuti, tampaknya terbukti efektif untuk mempertahankan orang-orang untuk lebih lama berada di platform tersebut. Prinsip yang sama seperti yang dilakukan oleh TikTok.Â
Lukisan dengan judul 'scattered memories' (ingatan yang berserakan) di bawah ini adalah penggambaran salah satu efek samping dari konsumsi video pendek secara berlebihan.
Perhatian yang pendek dan konsentrasi yang terpecah-pecah
Menonton tanpa henti video-video pendek dengan durasi 15 hingga 30 detik akan terus memperpendek rentang perhatian, namun memperpanjang durasi waktu yang dihabiskan untuk menonton.Â
Penonton video-video pendek secara intens dipaksa untuk segera mengalihkan perhatian antara konten yang satu ke konten yang lain. Hal ini memperpendek rentang waktu seseorang untuk memperhatikan sesuatu (fokus) dan mengurangi kemampuan untuk menangkal distraksi.Â
Secara tidak disadari, kemampuan konsentrasi seseorang dibentuk menjadi tidak lebih dari 10 detik. Mengerikan sekali bukan? Akibatnya produktivitas dan kemampuan belajar seseorang menjadi menurun.Â
Video-video pendek yang begitu cepat berganti juga membuat rentang perhatian tersebar. Otak seyogyanya berjuang untuk fokus pada suatu konsep tunggal namun dipaksa untuk segera beralih ke tema lain dan hal ini menghambat konsolidasi informasi ke dalam memori (ingatan).Â
Dengan platform seperti TikTok dan berbagai Reels, ingatan bisa dikatakan sebatas konten terakhir yang dilihat. Hal ini membuat kita tergantung pada platform untuk mengingat hal-hal yang sudah dibagikan dan melemahkan kemampuan mengingat. Â
Ada laporan tentang mereka yang sudah kecanduan video-video pendek tidak lagi mampu untuk fokus pada format video yang lebih panjang, apalagi membaca buku atau mengerjakan pekerjaan rumah.Â